Mohon tunggu...
Antonius Lucas Subekty
Antonius Lucas Subekty Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Isteri Lusiana Maria Widya Permana Sari Anak 1 Felisitas Arum Permana Nina Prastiwi Anak 2 Agata Laras Permana Gita Prastiwi Anak 3 Antonius Satya Permana Tyas Prastiwi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ayo, Ajak Siapa yang Mau

28 September 2015   23:13 Diperbarui: 28 September 2015   23:53 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sangat yakin keluarga adalah pilar masyarakat, upaya komunikasi efektif selalu diutamakan. Siapa saja dihargai dan diberi porsi dalam interaksi sehari-hari. Yang semula merasa asing karena masih baru, segera nyaman dan bisa membaur. Itu kelebihan di keluarga Buaye Buaya. “Apakah dari semula sudah menerapkan kaidah bagus ini?” Juniors ingin mendapat penguatan selagi mencari jati diri.

Dengan tenang Buaye didampingi isteri setia Kroknini diikuti Bajulicen anak semata wayang yang beranjak dewasa maju ke panggung. Diskusi hari ini meriah karena banyak dihadiri Seniors dan Juniors. Bajulicen dengan senyum mengembang menjelaskan bagaimana sebagai anak dididik dalam keluarga. Yang dia ingat dari dulu ke dua orangtuanya sangat sabar dan pengertian. Agar mendapatkan gambaran lengkap, Buaye dan Kroknini orangtua membagikan pengalaman mendidik. Mereka mengatakan bahwa ada satu rahasia sukses yang mereka pakai. Semangat ‘Ajak Siapa yang Mau’ dipergunakan sebagai moda komunikasi untuk melibatkan dan mengajak siapa saja ambil bagian. Ketika di rumah, Bajulicen kecil sudah dibiasakan kerjasama. Suasana positif dibangun setiap hari. Saat mengalami kekecewaan karena keinginan tidak terpenuhi, diberi kesempatan mengungkapkan kekecewaan. Marah boleh. Yang penting jelas apa maksudnya. “Terdengar sangat lancar dan baik-baik saja. Apakah prakteknya memang seperti itu?” Juniors bertanya pula.

Bajulicen menyampaikan apa yang dicapai saat ini sudah melalui proses komunikasi efektif panjang. Yang terutama, katanya, dalam keluarga ada tujuan yang jelas. Mau jadi keluarga seperti apa? Apa visi misi keluarga kita? Barangkali terdengar aneh dan tidak biasa. Dulu pun Bajulicen merasakan yang sama. Kembali peran orangtua sangat penting memberikan landasan kokoh bahwa tim dan semangat kerjasama itu penting. Setiap keluarga perlu membereskan individu di dalamnya agar kokoh dan berkarakter. Jika itu sudah tercapai, menyatukan dalam keluarga jauh lebih lancar dan mudah. Kembali Bajulicen mengingat kaidah di keluarga ‘Ajak Siapa yang Mau’ menjadi perekat di antara dia dan orangtua di rumah. Pada saat di luar rumah, kebiasaan bagus ini dengan mudah dijalankan dalam berkomunikasi dengan siapa pun. Komunitas Ini puas mendengarkan sharing hari ini. Sesungguhnya mereka sudah mempraktekkan. Diskusi ini sebagai bentuk penguatan agar di dalam dan di luar sama-sama memiliki kesamaan motif baik untuk membangun kerjasama dengan siapa saja. Satu lagi yang bagus dari Komunitas Ini. Di sini bisa. Di situ?

Saatnya mendengarkan suara hati…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun