Terus terang saya lebih menyukai pasangan capres Prabowo-Hatta untuk memimpin Indonesia periode 2014-2019. Dari wajah Prabowo-Hatta, saya lihat ada aura kehormatan bangsa, dan masa depan Negara ini di level internasional. Kita membutuhkan pemimpin bangsa yang berwibawa, dan tak tunduk kepada kekuatan asing yang selalu mendikte tiap Negara.
Saya dari awal sebelum kemunculan dua capres ini sudah mulai melihat siapa pemimpin yang layak menjadi presiden Indonesia. Ketika kedua capres ini muncul, lagi-lagi saya melihat visi misi dan debat-debat terbuka di televisi. Akhirnya saya mulai tahu dan yakin bahwa Prabowo-Hatta adalah putra terbaik bangsa yang layak memimpin negeri ini.
Apalagi, dengan pengalaman sebagai komandan pasukan elit selama di militer. Biasanya tentara seperti Prabowo punya jiwa nasionalisme kuat untuk membela tanah airnya. Sedangkan Hatta punya visi yang bagus di bidang ekonomi, social, dan pembangunan untuk menggerakkan berbagai sektor.  Terus terang sebelumnya saya paling malas ikut pemilihan presiden dan anggota dewan dalam sejumlah pemilihan. Tapi melihat sosok Prabowo –Hatta, maka saya mulai yakin untuk memilihnya sebagai Presiden RI ke depan, dan punya keinginan menggunakan hak pilih nantinya.
Tapi satu hal yang perlu kita ingat, jangan sampai beda dukungan terhadap capres membuat kita putus hubungan perkawanan, dan persaudaraan. Silahkan kawan-kawan beda pendapat dengan saya, tapi yang penting kita tetap sahabat, seperti sebelum perbedaan ini. Karena kalau capres pilihan anda, atau pilihan saya terpilih, kita tetap tak bisa menginjakkan kaki di istana Negara. Namun, pilihan kita terhadap pemimpin bangsa agar bisa membawa kesejahteraan bagi negeri ini. Jadi, untuk apa kita harus saling bermusuhan karena beda pilihan. Jadikan ajang Pilpres ini sebagai wahana belajar bidang politik, siapa tahu kelak anda, dan saya menjadi pemain utama.
Banyak hal yang bisa kita belajar selama Pilpres, terutama bagaimana mempengaruhi pemilih bila kita memang gigih memperjuangkan salah satu kandidat. Karena pelajaran dari ajang ini butuh kesempatan lagi pada 2019 mendatang. Sekarang manfaatkan kesempatan ini untuk belajar politik sesungguhnya. Tentu saja mengedepankan politik santun dan menghormati perbedaan. Tapi ingat, kesantunan itu tak terletak dalam jiwa seorang preman jalanan.
Salam Damai di bulan Suci Ramadhan
Banda Aceh, 2 Juli 2014
Ttd
Hadi Al Sumatrany
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H