Mohon tunggu...
Hadi Al Sumatrany
Hadi Al Sumatrany Mohon Tunggu... -

Berdomisili di Kota Banda Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gajah Mupake, Sidom yang Mate

4 Juli 2014   09:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:32 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebenarnya tulisan ini ingin saya beri judul ‘Biarkan Mualem ke Prabowo, Silahkan Zaini ke Jokowi’. Kemudian baru saya mulai dengan ungkapan pembuka ‘Gajah Mupake, Sidom yang Mate atau Gajah Berkelahi, Semut yang Mati’. Tapi akhirnya saya lebih memilih judul di atas, karena tulisan ini mungkin bermanfaat untuk pembaca di Aceh.

Karena belakangan ini imbas dari pelaksanaan Pilpres yang digelar 9 Juli, mulai merambas ke Aceh. Ya.. sudah menjadi rahasia umum bahwa Gubernur Aceh Zaini Abdullah mendukung Capres Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sedangkan Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem mendukung Capres Prabowo-Hatta. Sebenarnya tak masalah berbeda pilihan dalam Pilpres, tapi perkembangan selama ini justru menjurus ke arah tak harmonis lagi.

Perkembangan ini bila tak segera dicairkan bisa menganggu jalannya Pemerintahan Zikir (Zaini Abdullah-Muzakir Manaf) yang baru berusia dua tahun. Makanya, beda pilihan ini jangan sampai merugikan Aceh, hanya karena Gub/Wagub punya jagoan masing-masing. Perbedaan ini perlu disikapi Gub/Wagub dengan memperlihatkan bahwa hanya beda pilihan, dan tak masalah dalam hubungan keduanya di pemerintahan. Ini setidaknya bisa menyejukkan hati masyarakat sehingga di lapangan juga bisa meniru dengan tak masalah beda pilihan.

Terus terang Aceh tak ada untungnya bila mengumumkan dukungan kepada salah satu kandidat. Bayangkan bila kandidat yang kita dukung kalah, maka kepentingan Aceh yang berhubungan dengan pusat bisa dilibas kapan saja. Makanya, ada dua cara dalam menghadapi Pilpres agar Aceh aman siapapun presiden terpilih. Pertama, biarkan rakyat dan pimpinan pemerintahan termasuk Partai Aceh (PA) memilih berdasarkan hati nurasinya masing-masing kepada capres. Kedua, bila ingin mendukung capres, maka ada yang ke capres A, dan ada ke Capres B.

Memang cara pertama sudah tak mungkin lagi karena pimpinan PA sebagai partai dominan dan berkuasa di Aceh sudah menjatuhkan pilihan kepada kedua capres. Sedangkan cara kedua terkesan politik dua kaki alias politik cari untung. Tapi cara kedua merupakan solusi terbaik untuk menjaga keseimbangan Aceh dalam berhubungan dengan pusat, dimana siapapun yang menang, maka Aceh tetap menang. Makanya perbedaan dukungan antara Doto Zaini, dan Mualem lebih baik dipertahankan saja.

Tapi perbedaan ini jangan menjurus permusuhan hingga mengganggu Pemerintahan Zikir. Soal pilihan dan mengajak massa silahkan saja untuk mendukung capres masing-masing. Sedangkan dalam menjalankan pemerintahan tetap kompak, seolah-olah tak ada masalah apa-apa bagi keduanya dan Aceh. Sehingga proses pembangunan Aceh berjalan tanpa ada kendala bila pemimpinnya bisa bekerjasama.

Perlu diketahui bahwa Aceh bukan seperti partai politik dimana setelah Pilpres bisa menentukan pilihan untuk bergabung atau berkoalisi dengan pemenang. Tujuanya untuk mengamankan arah politik di parlemen. Saya khawatir pilih kita hanya memilih satu capres, maka bila menang bisa beruntung. Tapi bila kalah akan susah untuk merumuskan kebijakan ke depan terkait implementasi butir-butir MoU Helsingki yang butuh persetujuan pusat. Sedangkan bila mendukung kedua kandidat, maka Aceh tetap menang siapapun capres yang unggul nantinya. Jadi, biarkan Mualem mendukung Probowo-Hatta, dan silahkan Zaini berpihak ke Jokowi-JK.

Jangan sampai Pilpres yang seyogianya pertarungan Prabowo-Hatta versus Jokowi-JK, justru yang menjadi korban kelak adalah kita rakyat Aceh. Bila ini terjadi, maka tak salah lagi ungkapan, seperti judul di atas ‘Gajah Mupake, Sidom yang Mate’. Kepada Abang Mualem, dan Abu Zaini serta segenap pendukungnya, Pilpres adalah khanduri orang lain, jangan sampai kita menjadi korban. Saya berharap Abang Mualem, dan Abu Zaini beserta pendukungnya bisa ngopi bareng (karena bulan puasa ya ngopinya malam saja) dengan mesra agar menunjukkan kepada rakyat, tak ada masalah akibat Pilpres. Kekompakan dan kebersamaan itu indah saudara saudaraku.

Beda pilihan, tapi tetap menghormati lawan adalah sikap negarawan

Beda pilihan, tapi saling bermusuhan adalah tipikal kaum pecundang.

Salam Damai di Bulan Suci Ramadhan

Banda Aceh, 4 Juli 2014

Ttd

Hadi Al Sumatrany

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun