Mohon tunggu...
Devi Yustika Nurbayan
Devi Yustika Nurbayan Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Banyak hal yang belum mampu terdefinisi oleh diri. Menyadari akan pentingnya suatu definisi maka diri perlu banyak memahami dan mempelajari akan kehidupan yg haqiqi. Sejatinya kehidupan inilah yg memberi banyak definisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jejakmu di Tanah Hijau Ini

31 Desember 2018   14:29 Diperbarui: 31 Desember 2018   15:35 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dimana kau berlabuh, kami ada disana
Meneropongi jejak kaki mu yang semakin renta
Jejak mu tak mewangi saat ini dan nanti
Itu semua ulah curangmu wahai jejak

Kau berlabuh, kami ada disana
Kami lupa jejak mu melepaskan penghianatan
Diatas tanah hijau yang suci ini, hingga hijau 
Memudar, berubah menjadi kehancuran.

Kau berlabuh, kami ada disana
Memperhatikanmu dalam jejak mu
Meskipun kau berjinjit injak bumi
Tanah hijau tau main matamu

Kau berlari membawa sebongkah permata,
Meninggalkan liur dustamu tergeletak ditanah hijau ini
Menjijikan. Jejak mu tak akan pernah mewangi
Karena pemata kami dan tanah hijau ini kau curi

Jejakmu,memanggil riak - riak gelombang di lautan
menyulitkan gunung - gunung untuk bernafas
Membuat tanah hijau ini semakin gusar mencium jejakmu.
Meminta maaflah, karena Jejakmu tercatat di kalender kami.

Tanah hijau, kami selalu bersamamu.

Venca Alshifa, akhir 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun