Mas Anies belajar lagi dari pak Prabowo untuk jadi politisi profesional
Gagal jadi cagub DKI 1  dan Jabar  1 adalah sebuah pelajaran tersendiri buat Anies bagaimanapun mas Anies bisa menjadi kuda hitam dalam percaturan politik di tanah air dengan segala resiko yang akan diterimanya kedepannya.
Khasanah di Jawa tidak ada istilah meminta jabatan tetapi jabatan itu sebagai wahyu dan juga adalah tingkat kepercayaan bagi  seorang calon pemimpin, namun mas Anies sudah hilang pamornya sejak kalah dalam pemilu Capres 2024 adalah ada benarnya.
Pamor dan keberuntungan yang bagaimana meliputi adalah kepercayaan rakyat kepadanya sudah mulai luntur karena sikap dan solah bawane sudah masuk hitungan calon pemimpin yang tulus dan mau berkorban demi kepentingan rakyat
Isu penjegalan dari penguasa hanya sebuah gimmick semata sebab partai-partai yang dulu mengusung ke Capres 2024 sudah tahu elekbilitasnya.
Sebab itulah wacana pembuatan partai sangat didukung pendukung setianya hingga kini. Mereka masih yakin bahwa mas Anies adalah the Next presiden 2025-2030 yang akan datang dan inilah yang mereka perjuangkan.
Semudah itukah? Jawabanya tidak sebab karier politik mantan Gubernur DKI ini ibaratnya baru seumur jagung. Nama besar bapaknya Rasyid Baswedan bukan jaminan banyak pengikutnya langsung mendukung karier politiknya. Sebab karier politik itu juga mulai dari keyakinan dan juga kepercayaan tak lupa dukungan dan dana yang ada.
Mawas diri
Mas anies harus bisa mawas diri dan itu penting baginya apalagi perkembangan politik saat ini sangat dinamis sejak lengsernya Jokowi maka wahyu keprabon sebagai "raja jawa" juga raja nusantara diperebutkan oleh berbagai politisi senior yang ada selama ini.
Jangan playing victim itu kunci utama adalah begitu sebab  inilah modal yang harus di utamakan kepercayaan rakyat dan para simpatisannya dan juga  pendukungnya.
Namun Niat golput pilkada  DKI oleh pendukungnya bisa jadi preseden buruk bagi karier politiknya dan inilah yang tidak disukai masyarakat umum simpatisannya