Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lintang Alihan

6 Februari 2024   05:52 Diperbarui: 6 Februari 2024   06:02 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mas Emprit salah satu dari tiga calon lurah itu sudah siap maju pemilihan lurah sudah dideapan dan mereka sudah siap lahir dan batin.

Siap menang dan kalah walau banyak cara dilakuksn waktu kampanye pilihan lurah.

"Sudah terlihat belum?" Tanya mas Emprit kepada salah satu pendukungnya

"Belum terlihat mas"jawabnya melalui telepon di seberang.

Masih banyak orang terutama di Jawa yang sangat percaya bahwa banyak lawan politik yang selalu mengirimkan semacam guna-guna untuk hancurkan lawan politik secara gaib.

"Piye, bagaimana ini"kata mas Emorit resah sebab belum kelihatan sampai hari ke delapan sebelum pilihan lurah di laksanakan.

Bapaknya dulu seorang lurah yang segani sudah tiga kali menjabat dan yang ke ermpat kali batal karena bapaknya tiba-tiba meninggal kena kiriman dari lawan calon lurah lainnya.

"Abot, berat mas pak lurah sekarang dukunnya kuat, angel, sukar ditembus, dan mereka sepertinya malam ini memghidupkan pagar gaibnya"kata mas Slamet kepadanya setengah berbisik.

"Sudah met slamet jangan buat bapak gelisah "seru istri mas Emprit.

"Nggih bu"jawab Slamet

"Pasrah kepada gusti Allah mawon mas, tidak usah percaya begitu, toh kalah menang rakyat yang tentukan"terus m istrinya coba sadarkan mas emprit.

Kopi dan gedang goreng masih utuh banyak orang pendukung mas Emlrit berdatangan konon akan ada serangan gaib dari musuh calon lurah yang kebetulan masih menjabat saat ini.

"Duite wes dibagi to met?"

"Beres mas semua sudah rata"

"Janjiku tentang ngaspal jalan kamlunh iti?"

"Sudah saya infokan ke warga mas"

Semua diam dan diam tiba-tiba kang Warjo sedikit memerah wajahnya setelah menerima wa dari seseorang.

"Mas emprit saya tidak bisa bilang sukses atau tidak namun malam ini serangan itu semakin intens"

"Serangan apa?"

"Mistis dan nyata"

"Nyata?"

"Calon lurah petahana bagi-bsginya lebih besar dari njenengan"

"Blaik.."

Semua diam dan sepi hanya suara jam dinding ruang itu semakin buat gelusah mas Emprit.

Kiriman gaib itu benar adanya, orang-orang pastikan lintang alihan malam ini pertanda ada lurah baru esok.

Malam kedelapan

Malam sebelum pemilihan lurah semua berharap akan perubahan.

Kubu mas Emprit kasak kusuk mencari pembenaran.

Mas Gagak sang petahana semakin yakin kemenangan didepan mata

Sedang mas rajawali semakin percaya denga kejujurannya.

Pagi sebelum pemilihan lurah ada kabar duka mad emprit terkena serangan jantung.

Isu yang betkembang terserang lawwnnya namun dokter membantah.

"Mas emprit punya riwayat jantumg"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun