Sayap-sayap patah cendrawasih (11) Aksi dan reaksiÂ
"Pembunuhan dan perusakan fasilitas umum dan pembunuhan aktivis Sosial di Papua semakin intens terakhir tewasnya aktivis sosial dari papua"
# Sari dari berbagai sumber berita
KKB/ OPM sekarang disebut juga KST ( Kelompok separatis Teroris) yang langkah ini untuk "memperjuangkan" kemerdekaan Papua  lepas dari NKRI dan inilah yang digelisahkan bukan saja oleh TNI/Polri sebagai pihak keamanan teritorial namun juga resahnya penduduk asli Papua.
Kelompok KST sudah semakin membabi buta dalam meraih apa yang mereka cita-citakan untuk membuat negara bebas dari NKRI, namun sekuat tenaga TNI/Polri berusaha menekan "perjuangan" anggota KST ini.
Bukan korban harta benda dan rusaknya fasilitas umum namun korban jiwa diantara anak negeri adalah nyata adanya kegelisahan ini menjadi-jadi ketika beberapa pentolan KST berupaya untuk berkampanye di saat rapat negara-negara Melanesia para diplomat dari apa yang menamakan diri OPM tidak diterima menjadi anggota negara Melanesia ini.
"Sepertinya "perjuangan " rakyat Papua untuk merdeka ini  tidak akan ada hasinya yan " tulisku kepada YanÂ
"Bukan berjuang kak, memberontak kepada tatanan yang sekarang ini" jawab yan kepadakuÂ
"Mereka akan lepas dari pangkuan Ibu pertiwi?' tanyaku lagi kepada yan
"Sangat tidak mungkin, kelompok mereka sepertinya sudah masuk pada ambisi politik demi kekayaan melimpah di tanah papua" kata penuh semangat kepadaku
" tertangkapnya gubernur Papua Lukas enembe adalah salah satu bentuk penindakan keras dari aparat keamanan ini sama tidak persepsi dengan kita Yan? ' tanyaku lag
"Yang benarr tetap benar kakak yang salah tetap salah kakak"jawabnya pendek
Bukan sebuah kejutan upaya pembersihan para "intel" aparat TNI oleh gerombolan KST semakin intens setelah tukang ojek, perawat dan tukang bangunan tampaknya mereka "membasmi" apa yang dianggap oleh mereka pendukung Jakarta menjadi tugas aparat untuk menyelesaikan dan menangkapnya.
Aksi dan reaksi
Bukan-bulan september ini
Tanah papua masih gelisah
Bara dalam tanah mulai keluar
Menjalar api
Atas nama"perjuangan"
Keadilan bumi sendiri
Aku hanya bisa melihat drama ini
Tinggalan rezim dahulu
Yang tidak mudah diselesaikan
Atas nama HAM dan kejujuran sejarah
--------
'Bukan aku berharap papua lepas dari pangkuan NKRI Yan namun nyata bahwa kekayaan melimpah di tanah Papua masih sedikit yang bisa menikmatinya walau sebenarnya pemerintah sudah berupaya keras semua bisa menikmatinya dengan nyata, namun masih ada dan banyak yang berpikir  picik untuk lepas dari NKRI demi ambisi kekayaan dan politik semata itu nyata adanya" tulisku panjang lebar membuat Yan tertegun
"Namun kejujuran Jakarta yang masih diragukan oleh mereka para petualang senja di tanah Papua ini dan juga niat baik Jakarta untuk lebih baik lagi merespon kegelisahan rakyat Papua yang sudah banyak penderitaannya dan pelanggaran HAM di era orde baru dan tidak responnya pemerintahan setelah Soeharto lengser" jawab Yan penuh harap kepadaku
bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H