Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tongkat (Ekonomi) Sakti... Mas Presiden Petruk...

10 September 2015   14:52 Diperbarui: 10 September 2015   14:58 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

But0 rambut geni cuma membaca .....(3)

Jam dua siang waktu terik-teriknya, ada sesuatu yang ramai disudut istana, dalam pemerintahan NKRm, presiden petruk buru-buru  datang dan naik kemimbar, bersama tim ekonominya presiden petruk nampak bersemangat untuk memberi konferinsi pers( keterangan pers) tentang keputusannya untuk membuat kebjikan dlam perekonomian NKRm, ( Negara kesatuan rkayat mangidul).

Memang ibarat bubur kalau makan dari pinggir inilah kebijakan yang konon sudah di "godog" dengan sempurna dengan "bumbu yang sesuai selera pasar" anampaknya tiim ekonomi yang sebagian  besar pakar dari beberapa lembaga akademika terkemuka sengkut dan membuat kebijakan yang dirasakan untuk" kehidupan " menggerakkan ekonomi yang"sedikit" porak-poranda karena gerusan dolar dan inilah" gigi taring " yang berupa aturan dan peraturan serta kebijakan yang agar supaya dapat membuat senyum rakyat kepetrukan lega.

'saya disini sudah mendapat kan apa yang dikatakan sesepuh ya "tongkat sakti" untuk menjalankan perekonomian nasional" buka presiden Petruk di awal pidato ekonominya " dan diregulasi, debirokritasisasi (nampaknya mengambil istilah dari presiden kedua) dalam negeri kepetrukan , inilah yang akan saya ajukan mudahkan semua  bisa bakulan tanpa takut kena sanksi dan mudahkan ijin , pangkas sampai limit" demikian katanya selanjutnya

Benarkah Mas Presiden Petruk sudah mendapat "tongkat sakti " yang dulu hilang 17 tahun yang lalu ataukah ini hanya upaya"mengeyem-ngeyemi" membuat hati tenteram rkayat karena kalahnya uang sendiri dengan dolar, ataukah ini wujud " makin panas makin enak" karena umum sudah tahu bahwa  krisis presiden Petruk bukan masalah krisis ekonomi jilid ke dua tetapi inilah masalahnya krisis "mental ideologi dan masih  "belum kapabelnya" belum dapat dipercayanya , oleh pasar ekonomi, dan inilah yang diyakini bahwa meningkatkan keparcayaan( terhadap ) rakyat dan dunia industri (ekonomi) namapaknya presiden petruk masih kedodoran dan inilah yang membuat di luncurkannya paket-paket kebijakan seperti pendahulunya presiden kedua sang maha kaya , yang jatuh karena reformai politik dan ekonomi 1998, nampaknya memberikan pelajaran terbaik bagi mr mas presiden petruk kali ini.

Para ajudan, para bolo dupakan tersenyum kecil tanda senang dengan kebijakan ini, ibarat baru dipantai sudah lihat ikan banyak di pinggirnya, seperti mendapat durian runtuh ibaratnya, semua gembira.

Tetapi sekali lagi inikah yang diharapkan rakyat bukankah inikah yang diharapkan oleh pengusaha-pengusaha kaya yang dulu mendukungnya? jawabanya semoha kebijakan ini menyentuh rakyat kecil dan menyetuh ekonomi kecil yang membuat senyum mereka terkembang.

walau kebijakn ini"konon' kelak akan mengikutsertakan koperasi sebagi mitra usaha menengah kecil, janga nina bobo, dan jangan senang dulu inilah yang namanya kebijakan dari atas kebawah belum tentu daerah bisa mengakomodasi "tongkat sakti kebijakan ekonomi" presiden ini.

Bukankah didaerah masih ada politik " bego' yang menggusurr usaha kecil, seperti tambal ban, penjual koran Kaki lima dan jasa parkir demi keindahan kota mereka ? dan inikah yang merupakan suatu ganjalan kecil yang harus di hilangkan dan apalagi bila suatu daerah mendapat proyek besar seperti bandara, pelabuhan, waduk dan jalan tol siapa lagi yang kena politik"bego' kalau bukan rakyat kecil? 

dan bagaimana dengan PHK masal karena kalahnya uang negara dengan dolar? nampaknya belum dipikirkan dengan seksama apalagi , sekarang nampaknya wong cilik, rakyat kecil, rakyat jelata sudah diilangkan dlam "teks" pidato presiden petruk sudah jelas , "tongkat kebijakan ekonomi yang sakti" ini tujuannya ya untuk yang besar-besar, yang kecil apalagi"gurem" hilang dlam konsep dan tidak dihitung dlam kebijakan ini nampaknya ..apa lupa??(karena pernah dulu presiden petruk lupa apa yang ditandatanganinya hahaha)

Tongkat sakti , kebijakan hanya akan menjadi macan kertas bila tidak dijalankan dengan hati nurani, bisnis ya bisnis tetapi yang beretika dan soulsinya :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun