Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Makan Terakhir

19 Agustus 2015   10:38 Diperbarui: 19 Agustus 2015   10:56 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

kado terindah pemerintahan mas presiden petruk adalah resulfe kabinet diantara lemahnya perekonomian dan lemahnya daya beli, nampaknya nilai keoptimisan sang presdien sudah di uji dnegan langkanya sapi potoing dan mogoknya pedagannya seakan sudah menjadi tanda bahwa "ora berse " dlam pemerintahanya ini, dan semakin nyata ternyata harga daging ayam juga naik tidak kunjung turun,apalagi, harga timat malahan jeblok, we lah dalah, semakin membuat pusing ( bukan kepala barbey) hehah

Penasehatnya pada wirang karena perekonomian hanya stagnan dari itu kembali keitu dari hulu kembali ke gulu dan dari dompet orang kaya ke dompet orang kaya juga pokonya jalan ditempat.

Tidak tahu maksudnya,pad anagih janji pendukng beliau waktu pilkapres dulu dan tambah membuat pusing presiden mas petruk menjadi-jadi, disamping gundah banyak kecelakaan dan tidak bersnya mesin BBM ( bola bali mundak ) gas, bensin solar, dan minyak lainya, menambah puasIng kepalnya juga.

Dipanggilah ajudan kinasihnya, ya gareng dan bagong,keistana negara

"repoot" ujar pak presiden

'apa yang mmembuat repot mas prresiden???"tanya bagong

"Begitu aja kok repot??'(ingat gus dur...)" kata gareng

SEMUA DIAM...ya semua diam seribu bahasa, masalah nasib, dan kebutuhan pokok nampaknya semakin membelit keuangan negara sumilir mangidul ini

semua karena resulfe kabinet yang ternyata hanya yang ternyata sama saja

semua karena optimesme yang agak kebliger ternyata kenyataan beda dengan kekhayalan 

"sekarang tinggal yang terkahir mas presiden, makannya" kata sang bagong

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun