Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Makan Siang Terakhir....

26 September 2015   06:06 Diperbarui: 26 September 2015   12:56 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sepi dalam penjara sudah istri mau cerai, siapa yang mau menunggu 30 tahun di penjara, inilah GT yang terkenal itu, baru lima tahun bekerja di pajak, sudah menjadi milyader, dani inilah kepintaran GT dlam berinteraksi dengan orang-orang yang membutuhkannya.

Pernah ketangkap dengan wajah palsu waktu melihat pergelaran tenis di bali, penyamaran yang tidak sempurna, bahkan bisa santai di kafe adalah kecerdikan sang "agen" pengemplang pajak ini.

Pandai dalam akademik( keuangan) dan pandai dalam "blungonisasi", bisa mimikri dalam ujud apapun dan kapanpun , nampaknya inilah sang GT yang "konon" bisa bermuka dua bahkan seribu!

"dan konon" ternyata ada sas sus bahwa sang mentor" penilap" uang rakyat ini bisa nonggol di "blogger keroyokan" K" yang sohor ini, membuat orang yang pernah "berinteraksi dan  mepet-mepet" sang "blungon" pada kecipuhan dan malu "melihat muka di cermin" jebul, kebetulan dan mengapa harus nampaknya GT yang tidak"nyana" pernah di komentarinya dan di "senanginnya" ( bila asumsi pakde K dan GT sama).

Kalau dirunut dari kerasnya dinding penjara dan pengapnya sel isolasi sungguh tidak bisa ditembus"konon lalatpun" tidak bisa masuk,maka sungguh aneh bila GT bisa "keluyuran" bila tanpa alasan tertentu yang kapabel" mengurus perceraian dengan sang istri tercinta" nampaknya inilah alasan "lolosnya " GT ke muka publik,konon mampir di kafe untuk makan saja!

Benarkah asumsi publik bahwa "sang mentor blungon" adalah seseorang yang "istimewa' dan bukan sekedar "pengalihan " isyu" kalahnya rupiah dengan dolar , nampaknya para pembaca, penulis dan komentator di "K" ini harus cerdas untuk menilai dan membuka realita benarkah yang menulis dan nama samaran GT adalah P K itu? ataukah PK itu menjadi GT? 

Jangan di dibuat ramai bila sudah tidak ramai"karena jalurnya"sama nanti bisa "saling curiga" dan saling tidak produktif dalam menulis dampaknya sudah terlihat dan "politik devide at impera "nampaknya sudah masuk dalam ranah K ini benar adanya! dan nampaknya apakah ini  jadi bergesernya acara kompasiana manjadi  hilang di Kompas tv dan diganti jadi sebuah acara baru di kompasTV perlu dipertanyakan ? mungkinkah ini efek dari "pertarungan" ini ? 

Sayangnya K-sianer sering mudah terjebak dalam"move on" pada kasus tertentu dan inilah yang membuat mereka "seakan menuju"trend padahal" ini bermula dari kita sendiri yang tidak arif dalam menulis!

Sebaiknya kita arif dalam komentar dan menduga-duga sesuatu adanya benarnya!!! 

* cuma urun ide saja...yang benar tetap benar dan salah tetap salah kelak...terbuka !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun