Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ada Rapi-Rapi, Di Istana Presiden Petruk

6 Januari 2016   22:26 Diperbarui: 6 Januari 2016   22:34 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sekitar Istana yang ditumbuhi pohon bermacam-macam sudah hampir rapih, ada pohon dondong, ada pohon duren dan ada pohon petai semua di pankasi oleh bawahanya petugas kebersihan dan tata istana, juga ada waru doyong yang sempat nutupi jendela istana juga sudah di paprs dan kelihatan rapih, walaupun ada sedkit kendala dan membuat burung-burung emprit beterbangan kala sudah di potong dahannya.

Siang ini ada ajudannya yang wadul karena disebelah kanan istana ada pohon beringin tua yang konon angker dan membuat semua yang mau menebangnya takut bukan kepalang, bukan karena besar dan tingginya pohon beringin ini tetapi ada surat sakti yang datang dari kementerian hukum yang "membolehkan" menebang pohon ini karena sudah besar dan menghalangi sinar matahari masuk ke istana presiden petruk dan inilah yang terjadi itu siang tadi

"kami takut menebanganya" kata bagong

"ya , benar pak presiden" kata mas gareng

"mengapa takut?" kemarin saja sudah patah dahan yang besar hampir mengenai jendela istana presiden" kata presiden petruk membela diri

"bukan karena besarnya tetapi.." belum sempat bagong berkata di potong oleh gareng

"takut yang mukim disitu ." kata gareng

"tidak masalah, potong saja" kata pak presiden petruk lagi

"takut yang menghuni nanti..pada nyurupin bagaimana? , kata bagong sedikit takut, padahal sudah pegang mesin gergaji

"baiknya kita tanya romo semar saja.."ide gareng benar adanya

dan di sms, dan di bbm , juga di wanin tetapi kok belum jawab, semua gelisah memikirnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun