Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Jogja Provinsi Termiskin? Lha Piye Iki...

21 Januari 2023   10:00 Diperbarui: 22 Januari 2023   07:55 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ora nyana ora ngiro Jogja provinsi termiskin di pulau jawa? 

Njur kepiye iki?

ora isin po? womg kene gudange wong pinter?

Tiga pertanyaan yang seketika muncul dari benak saya ketika membaca data BPS dari beberapa koran lokal yang terbit di Jogja dan inlah yang membuat saya terpicu untuk menulis artikel ini.  Semua karena data dan semua berpaling pada data BPS dan mungkin bisa jadi ada data baru lagi yang mengatakan " kemiskinan" di  Jogja sudah sedemikan meresahkan saya sebagai wong asli Jogja.

Ini masalah konsumsi kata pejabat BI disalah satu koran yang terbit di jogja pagi ini, kok bisa karena kita  di Jogja tidak sebesar tempat atau wilayah lain dalam tingkat konsumsi beda sekai gain gini nya katanya ( tribun jogja sabtu 21/1/2023)

Bila masalah data di Jogja banyak pakarnya pertanyaan saya kemana itu larinya dana Keistimewaan dan juga dana desa? dan juga kemana itu kontrubusi trilyunan rupiah proyek strategi nasional ( PSN) apakah sudah mulai dapat meningkatkann GDP di Jogja tau ekstrimnya dibuat bancakan siapa kok rakyatnya jadi miskin seperti ini?

Memang UMR di jogja rendah banget sepertinya sama tetangga kabupaten saja kita masih rendah dan terus terang disini tidak ada dan banyak pabrik yang bisa menyerap banyak pekerja seperti di Solo,  Semarang bahkan Magelang!

Kita kalah telak dalam investasi yang banyak orang bisa bekerja di situ, wong jualan kaki lima saja banyak yang di gusur dan ini bisa jadi buat gusar dan harusnya pejabat di Jogja harus mikir ini bukan masalah kurangnya peluang kerja di sini namun ada beberapa faktor yang  luput dan terlupakan bahwa Jogja sedang berubah !

1.Perubahan sosial setelah pandemi corona

2.Perubahan dari kota pendidikan menjadi industri pariwisata

3. Iklim investasi yang tersendat

4. Banyak PSN yang korbankan banyak sawah dan tanah rakyat

5. Mahalnya biaya pendidikan di Jogja

6. UMR yang rendah'

7. Hilangnya  rasa nduweni Jogja

8. Banyak pengusaha luar Jogja yang punya usaha di sini kurang peduli kepada rakyat asli

9. Kemana dana desa dan dana keistimewaan yang sudah terkucur kok belum bisa buat kontribusi naikkan perekonomian rakyat?

Sembilan inilah yang saya rasakan ketika pandemi covid menerjang Jogja banyak pemilik kost-kostan( orang luar jogja pula) yang bangkrut dan menjual kostannya, banyak  penjual angkringan  tergusur oleh waralaba dari Jakarta, banyak warung kecil tergusur waralaba dari Jakarta, banyak tukang becak dan andong yang tergusur oleh ojek aplikasi.

Sebagaian contoh yang bisa saya utarakan teruatama di dunia pendidikan ada pembedaan jauh gaji PPK, PNS, ASN dan GTY ini dari status dan ada yang takmasuk akal ada zero penerimaan guru ( swasta) pula dan semakin jauh dari panggang adalah tidak di kalukulasinya bahwa banyak guru GTY yang tidak atau belum ada subsidi langsung dari pemerintah Jogja. ( belum dipikirkan ini)

Prehatin sekali lagi prehatin  laagi kalau saya melihat baliha di depana kelurahan banyak RAPBK yang milyaran  rupiah kuwi malyu atau lari keman duitnya? dan  ini adalh realita yang ada di balaik ini bagaiamana semua pemanggku, pejabat dapat sekali lagi dapata minimalkan stigma miskin ini.

Jogja dalam perubahan besar sosial, budaya dan ekonomi sudah di depan mata kita dengan PSN jalan Tol yang korbankan banyak lahan sawah rakyat maka bisa jadi ini kontrubusi negatif "okeh wong nganggur"

Solusi

Jogja gudangnya para cerdik pandai dan orang pintar mbok ya ayao singsingkan lengan baju dancelana kita kita buat program untuk entaskan miskinya Jogja, jangan egois lupakan egomu  ayo beli barang dari penguasaha kecil, petani miskin, dan lupakan mall dan toko srba ada, saanya para orang pintar dan yang peduli bisa angkat bahu kita untuk tanggulangi semu ini.

Sebab data BPS adalah riil yang kita hadapi saat ini jangan malu dan lihat saja mari optimalkan dana desa dan dana keistimewaan DIY untuk kesejahteraan rakyat juga.

Ojo ora mangan nangkane kena pulute bisanaya bila ada begini banyak orang  yang  cari pembenarnya tanpa melihat realaita yang di utarkan oleh BPS bahwa Jogja itu baru miskin benar adanya

#prehatin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun