Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Setelah Subang, Kalideres, & Magelang seramnya pembunuhan satu keluarga

30 November 2022   15:00 Diperbarui: 30 November 2022   15:05 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Namun pembunuhan antar  dan dalam keluarga nampaknya ada yang miss dengan kenyataan sosialisme budaya kita

Sehabis pandemi banyak orang dan keluarga jadi miss komunikasi dengan orang sekitar (contoh peristiwa kalideres)

Semakin rentan ditambah persoalan ekonomi (kasus Magelang) dan kurang sosialisasi cenderung tertutup dengan kegiatan sosial ini nyata sekarang!

Serta terbukanya informasi publik membuat" gaya imitasi" pembunuhan satu keluarga seperti trend dan ini harus diantisipasi para Babinkantimas untuk sadarkan kehidupan sosial dan peran aparat RT serta desa bisa jadi solusi eliminir sebuah kasus yang seram-seram begini.

Pertanyaannya mengapa mereka begitu kejam pada orang tua dan anggota keluarga yang lain?

Pertanyaan yang bisa kita tarik dari berbagai sudut pandang namun politik sosial ekonomilah yang membuat kejam, tidak pernah bergaul dengan tetangga  kiri kanan.

Kurang sosialisasi individualisme dan faktor ekonomi yang membuat para pembunuh ini kejam dari pada pembunuh profesional lainnya.

Namun apa solusinya supaya bisa kita terhindar adalah peran tetangga, sharing dengan saudara, ikut kelompok agama (ngaji) lebih diperkuat hubungan dengan

Sang Khalik itu lebih utama.

Saya bukan ahli hukum namun juga bukan ahli kriminalogi namun saya cukup prehatin akhir tahun ini kok banyak kasus pembunuhan yang ternyata pelakunya adalah anggota keluarga sendiri!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun