Memang beda sekarang tengah kota Jogja sedang berbenah.
Beberapa harus berbenah dan pergi tergusur ramainya poyek kekinian.
Ziarah kota yang penuh kenangan ini.
Kresna tahu Jogja sepuluh tahun yang lalu tidak terlalu sumpek dengan banyaknya hotel dan icon kekinian sebab masih selo kala itu.
Canda tawa pedangang mulai hilang tergantikan deru musik dan senyum palsu para pramuniaga ditoko  dan mall yang tidak mau tahu susahnya pedagang dan toko kecil.
Lesmana mangku diningratan dan Kresna hanyakra wati sejatinya tahu betapa jer basuki iki mawa bea bener adanya bila ingin mulia harus bekerja keras.
Sebagai anak muda kekinian Lesmana dan Kresna tahu dan rasakan betapa kemudahan teknologi dan transportasi kelak akan merubah wajah Jogja kekinian kelak.
Sementara nafsu para rahwana dan Cakil menandakan berakhirnya kekuasaan para pandita di tanah Ngayogjakartahadiningrat ini.Â
Penuh sak wasangka dan atas nama memetri budaya dan merawat dibalik niat palsu berlandaskan trik materi belaka itulah proyek bisnis budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H