Isu SARA tendangan sajen dan cuitan Ferdinan H di medsos yang dibesarkan media massa umum
Sungguh isu sara antara tendangan sajen san Ferdinan H membuka isu lama yakni SARA. Ferdinan mencuit atas nama pribadi tentang keluhan di medsosnya, srmentara seorang oknum "relawan,"merusak dan menendang  sesajen.
Awal tahun 2022 ini memang  tahun krusial buat menuju tahun 2024 sebuah konsolidasi dan pamer kekuatan di dunia medsos, (,maya) media massa umum dan juga khalayak.
Sungguh tidak elok tahun ini jangan kaget nanti banyak kepala daerah terkena OTT KPK karena "pencarian dana" untuk melanggengkan kekuasaan saat ini
Tidak usah kaget bila isu SARA juga digunakan karena ampuhnya untuk pecah belah dan dikuasai serta cap radikal dan merusak" tatanan umum" yang ada saat ini.
Isu SARA sejak lama sudah coba digunakan sejak jatuhnya Soeharto, korban juga telah banyak berjatuhan dan tetapi lupakah kita bahwa Pancasila bisa mereduksinya dengan baik isu ini.
Waktu membuktikan
Kedua kasus SARA ini memang tidak berkaitan satu sama lain tetapi masyarakat umum sudah tahu langsung ditangani pihak berwajib karena sensitifnya kasus ini sungguh cepatnya aparat kepolisian bisa meredam kedua kasus ini (sampai tulisan ini saya buat penendang sajen belum tertangkap) salut buat bupati lumajang dan aparatnya untuk reduksi kasus SARA ini.
Waktu akan buktikan bahwa isu SARA ini masih ampuh untuk digunakan untuk goyang negeri ini. Kita harus belajar sepak terjang teroris yang hancurkan tempat ibadah jangan lupa inilah penggunaan teori Ini walau gagal adanya.
Isu ini berkembang karena adanya rasa inferior untuk tunjukkan bahwa seseorang itu benar dan sebuah kelompok itu anggap orang atau kelompok lain itu salah menurut mereka.
Tujuannya untuk membuat mereka dihargai serta disegani seperti saat FPI Â rumangsa jumawa dan akhirnya keblinger serta dibubarkan pemerintah karena mainkan isu SARA dan besarkan intoleransi dan sungguh inilah yang cinderai rasa persatuan dan kebhinekaan kita saat ini.