Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Isu SARA Tendangan Sajen

10 Januari 2022   22:28 Diperbarui: 10 Januari 2022   22:49 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Isu SARA tendangan sajen dan cuitan Ferdinan H di medsos yang dibesarkan media massa umum

Sungguh isu sara antara tendangan sajen san Ferdinan H membuka isu lama yakni SARA. Ferdinan mencuit atas nama pribadi tentang keluhan di medsosnya, srmentara seorang oknum "relawan,"merusak dan menendang  sesajen.

Awal tahun 2022 ini memang  tahun krusial buat menuju tahun 2024 sebuah konsolidasi dan pamer kekuatan di dunia medsos, (,maya) media massa umum dan juga khalayak.

Sungguh tidak elok tahun ini jangan kaget nanti banyak kepala daerah terkena OTT KPK karena "pencarian dana" untuk melanggengkan kekuasaan saat ini

Tidak usah kaget bila isu SARA juga digunakan karena ampuhnya untuk pecah belah dan dikuasai serta cap radikal dan merusak" tatanan umum" yang ada saat ini.

Isu SARA sejak lama sudah coba digunakan sejak jatuhnya Soeharto, korban juga telah banyak berjatuhan dan tetapi lupakah kita bahwa Pancasila bisa mereduksinya dengan baik isu ini.

Waktu membuktikan

Kedua kasus SARA ini memang tidak berkaitan satu sama lain tetapi masyarakat umum sudah tahu langsung ditangani pihak berwajib karena sensitifnya kasus ini sungguh cepatnya aparat kepolisian bisa meredam kedua kasus ini (sampai tulisan ini saya buat penendang sajen belum tertangkap) salut buat bupati lumajang dan aparatnya untuk reduksi kasus SARA ini.

Waktu akan buktikan bahwa isu SARA ini masih ampuh untuk digunakan untuk goyang negeri ini. Kita harus belajar sepak terjang teroris yang hancurkan tempat ibadah jangan lupa inilah penggunaan teori Ini walau gagal adanya.

Isu ini berkembang karena adanya rasa inferior untuk tunjukkan bahwa seseorang itu benar dan sebuah kelompok itu anggap orang atau kelompok lain itu salah menurut mereka.

Tujuannya untuk membuat mereka dihargai serta disegani seperti saat FPI  rumangsa jumawa dan akhirnya keblinger serta dibubarkan pemerintah karena mainkan isu SARA dan besarkan intoleransi dan sungguh inilah yang cinderai rasa persatuan dan kebhinekaan kita saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun