Baliho itu manfaatkan Isu klitih di Jogja  dengan  tanpa etika
Jogja memang sedang dilanda isu klitih dan ini sangat tidak menguntungkan bagi Jogjakarta.
Ekonomi yang baru bangkit karena terhantam covid seakan tereduksi lagi isu geng klitih yang sungguh juga buat terusik rasa aman di Jogja.
Imbasnya juga terasa di sektor ekonomi karena sungguh geng klitih ini menafikan intoleransi dan sungguh meresahkan bagi wisatawan yang mau (datang) ke sini.
Sebenarnya isu klitih ini ada jauh sebelum pandemi corona tetapi sekali lagi (belum) tertangani secara optimal.
Jiwa-jiwa muda yang rumangsa terpinggirkan berontak mencari lawan dan memupuk rasa kebencian yang berawal dari bangku sekolahan yang luput dari pengawasan guru dan juga orang tua.
Pangkal dari klitih adalah pengen geng/sekolahan  disegani dan dihargai pihak lain"musuh" dan tradisi alumni yang keblinger dengan cari musuh sekolahan/geng lain.
Sementara kasus isu klitih ini baru ditangani ternyata isu ini dimanfaatkan pihak lain tanpa indahkan norma etika bisnis dan kewilayahan demi meraup untung daerah mereka.
Alasan dipasang sebelum isu klitih menyebar adalah alasan tidak patut yang dibumbui oleh lebih aman daerah mereka inilah yang terjadi saat ini.
Era milenial dan digital ini sungguh suatu daerah yang aman adalah dambaan tetapi bila keadaan daerah tidak aman digunakan sebagai isu untuk supaya para pendatang bisnis atau wisatawan pindah ke daerahnya itu namanya "main kayu"dan tidak etis  mainnya!