Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Selamat Tabaru 2022

31 Desember 2021   20:23 Diperbarui: 31 Desember 2021   20:29 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat Tabaru 2022

Sore ini di ujung tahun 2021 sore ini ada sendu sedan yang tertahan waktu terasa begitu cepat berlalu. 

Orang jawa mung koyo mampir ngombe wae saya tidak habis pikir kemana waktu menghilang cepat.

Aku dan kamu tidak akan bisa lagi melihat matahari terbenam di akhir tahun ini karena tidak akan terulang lagi.

Itulah hidup sekali lancung ke tujuan tidak akan teraih lagi cinta serta cita-cita kita karena alasan pandemi banyak tempat keramaian ditutup untuk umum.

Walau angkringan dan cafe bisa sampai pagi buka dengan penikmat yang terbatas itulah budaya kita di culno ndase iseh digondeli buntute (dilepas kepalanya masih dipegang ekornya.

Alasan virus omicron varian baru covid 19 tampaknya harus diwaspadai dan itulah mengapa keramaian tahun baru 2022 ini ditiadakan dan tidak boleh diadakan walau realita ada yang bandel tetap rayakan juga.

Banyak orang menulis tentang harapan dan niat untuk tahun 2022 kelak walau dengan keterbatasan  kita.

Lupa bahwa tahun baru itu situasional dan akan mengulang setiap masa kejadian yang selama ini kita kerjakan.

Lupa ternyata sudah salah kaprah kita jalankan bahwa pengucapan selamat natal dan tahun baru selalu terulang  di spanduk dan media  jadi satu walau salah adanya dan beda kejadiannya. Tahun baru ya tahun baru titik!

Tabaru 2022 identik dengan hamburkan uang untuk bersenang-senang dan sulut kembang api yang bahkan biayanya ratusan juta hingga milyaran uang rakyat terbuang percuma buat satu malam perayaan

Pandemi corona harusnya bisa sadarkan kita bahwa kesehatan badan lebih penting daripada hura-hura tanpa tujuan di tabaru 2022 ini

Lebih baik kita merenung dan  berdo'a agar wabah ini segera tuntas dari bumi pwrtiwi ini dan itu akan memberi arti pengorbanan kesenangan malam ini lebih berarti daripa wabah kembali merebak karena abainya kita terhadap larangan penguasa saat in.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun