Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ruang Kelas Baru di SLB Zafa Hargorejo sebuah impian kami

5 Desember 2021   07:03 Diperbarui: 5 Desember 2021   09:09 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mimpi ruang kelas baru untuk anak didik kami di SLB Zafa Hargorejo

Sayyid jumianto

Peran orang tua dan guru sebagai pengajar anak berkebutuhan khusus sangat membantu menumbuhkan semangat belajar saat pandemi ini.

Pandemi covid 19 sadarkan aku sebagai guru anak Difabel (ABK) waktu menjadikan aku sadar betapa semua harapan orang tua wali murid yang membuncah harus bisa aku pecahkan.

Ini bukan soal pembelajaran daring atau luring juga bukan bantuan kuota paket data dari pemerintah untuk guru dan murid.

Murni perubahan cara pembelajaran kepada anak didiklah yang buat kami harus bersabar hampir dua tahun ini.

Dok.slbzafahaegorejo
Dok.slbzafahaegorejo

Counter medan pegunungan Menoreh di Kulon Progo adalah sebuah hambatan tersendiri karena susah sinyal dan medan yang terjal seakan tidak bisa membuat patah semangat kami dalam mengajar ABK  ini

Apakah keadaan pandemi ini berpengaruh terhadap pola dan kemauan belajar siswa?

Dok.slbzafahargorejo
Dok.slbzafahargorejo

Jawabnya tidak karena kegigihan orang tua walau "wong nggunung" tetap semangat mengambil tugas untuk anaknya dan inilah yang membuat semangat kami berkobar sampai kini.

Kendala kami di SLB Zafa Hargorejo adalah belum lengkapnya fasilitas ruang kelas (hanya memiliki ruang kelas satu) ini saja memanfaatkan ruang keterampilan dan ruang perpustakaan.

Kami  tidak menyerah dengan keadaan ini walau miskin fasilitas tetapi inilah yang buat semangat kami tetap untuk mengajar.anak ABK di sekolah kami.

Pembelajaran apa adanya

Ketika orang tua datang untuk mengambil tugas untuk anaknya itulah yang tumbuhkan semangat kami setiap pagi.

Semangat lebih ketika semua tugas dibuat siswa dengan bimbingan orang tua serta guru secara online itu juga lebih buat kami semangat

Berbagai kendala coba kami  pecahkan walau minim fasilitas, kendala medan berbukit-bukit serta susah sinyal bisa di kiati tetapi kurangnya ruang kelas inilah kendala kami karena ruang yang ada hanya kami sekat dengan triplek apa adanya untuk pembelajaran kami.

Semoga dinas terkait atau dermawan bisa wujudkan mimpi kami ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun