Bu Risma semoga tidak keseleo lidahnya (lagi)
Sayyid jumianto
Sungguh saya tidak akan hakimi sang ibu menteri sosial ini tetapi rumangso bisa kuwi ojo bisa rumangaa. Dugaan "pemaksaan untuk bicara"terhadap anak  berkebutuhan khusus tuna wicara tampaknya sedikit jadi bola liar ditengah suka cita perayaan HDI tahun 2021.
Bola liar betapa saya menilai sang menteri dari sudut pandang saya sebagai guru sekolah luar biasa bu menteri sebaiknya intropeksi diri atau belajar lagi tentang anak-anak disabilitas ini.
Saya tidak mau mengkritik karena semua sudah jelas dan gamblang "pemaksaan bicara" itu bisa jadi bu menteri belum kuasai penuh anak-anak ABK ini.
Walaupun sudah klarifikasi tetapi realita itu sudah "viral' nampak sekali kedodoran dalam menghadapi sebuah realita karena karakter bu menteri yang senang meledak-ledak sebaiknya bisa arif bila berinteraksi dengan anak-anak seperti ini.
Saya tetap yakin niat baik bu menteri untuk tingkatkan kemampuan anak ABK adalah program yang tentu ada di kemensos dan program ini sungguh bisa kita dukung selama program untuk anak ABK ini bisa dinikmati seluruh ABK di negeri ini.
Walaupun kami tentu bisa maklum watak itu beda dengan watuk dan itu nyata adanya sekali lagi saya tidak mengkritik bu menteri tetapi seyogyanya perlu belajar komunikasi yang lebih intens dengan mempelajari pola komunikasi rakyat atau penyandang difabiliraa lainnya demi tidak salah dalam treatment atau untuk menghadapinya perlu tambah ilmu dengan siapa dan tahu siapa yang harus kita hadapi kedepannya.
Klarifikasi itu. Saya sangat acung jempol dengan sikap gentel ibu menteri dengan klarifikasi langsung ke hadapan media inilah sikap jujur yang bisa kita petik dari bu menteri dan bisa jadi pelajaran berharga bagi semua pejabat di era presiden Jokowi saat ini.
Harapan. Sekali lagi semoga bu menteri dan kemensos harus bisa hadir di tengah anak ABK dan penyandang sosial lainnya. Kemensos harus bisa jemput bola untuk mendata ABK yang belum atau masih belum tertangani di balik data real yang sungguh diharapkan bukan data saja di layar pc tetapi kami tunggu realitanya untuk anak-anak ABK kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H