Sayyid jumianto
Waktu sudah sore hampir jam dua siang gerimis dibulan september ini seakan menjadi nyata.Â
Gerimis yang akhirnya berubah menjadi hujan lebat hitam pekat mendung dan kilat petir seakan menyambut titik-titiknya menghujam bumi.Â
September ujung kemarau yang aneh, semua kesepian itu menyergap membuat halu semua orang.Â
Malioboro yang biasanya ramai jadi lenggang, sepi, tiada pelancong datang. Coba direnungkannya sebab semua ini dulu sehari bisa dapatkanya uang limapuluhribuan rupiah untuk sekedar bisa bahagian diri dan makan hari itu.
 Siang ini selembar limaribuan baru digenggamnya, receh, tetapi berarti buatnya.Â
Rasa untuk salahkan keadaan coba ditepisnya, apalagi salahkan nasibnya, sekarang yang ada kenyataan yang harus dihadapinya, "kita harus siapkan skill, sumberdaya yang kuat mentalnya, serta modal kuat yang ada pada diri kita, kepercayaan" itu yang didengarnya kala kuliah dulu yang sudah dilaluinya bertahun yang laluÂ
"sastra itu tidak bisa untuk golek duit mas" kata adikku dulu" mending yang pasti-pasti saja" kata kakakku. Mantap hatiku, untuk tetap kuliah, kami berusaha sendiri, mencari hidup dan lanjutkan kuliah ini.Â