Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menuju Titik Nol Peradaban (2)

13 Agustus 2021   17:43 Diperbarui: 13 Agustus 2021   18:46 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayyid jumianto

Pasrah itulah kata yang sebenarnya bisa untuk tingkatkan daya kekuatan kita tetapi malah buat kendor diri kita( realita kita)

Kota-kota sepi juga bukan karena alasan PPKM atau lockdown, semua alasan kesehatan. 

Sementara bebakulan (orang jualan) serta penjual jasa tiarap. Mereka mengeluh omset dagangan turun dratis inilah yang dinamakan pasrah yang belum ada solusi.

 Ingat bumi memang sedang sakit, mengeluarkan alrm tersembunyinya, alrm untuk yang ada di muka bumi terutama umat manusia.

Sepinya orang beraktivitas bisa jadi inilah wujud bertapa ala sekarang di tengah generasi nunal nunul (kemudahan interaksi dan bekerja) dengan gadget tanpa diimbangi olah raga menelurkan generasi tidak sehat terbukti jelas.

 Mereka hidup didepan layar gadget, hp, laptop, dan tablet dan cenderung monoton.

Orang berpikir kemajuan bisa membuat mudah kegiatan umat manusia tetapi kemajuan juga yang ternyata berbuah merebaknya virus ini. 

Kahanan kata orang jawa tetapi lupakah kamu terhadap peringatanNya yang kadang dianggap sebatas peringatan. Inilah yang buat terlena kita akhirnya.

 Golek uceng kelangan delek, seperti pepatah jawa inilah yang sedikit bisa sadarkan kita bahwa saat inilah kita sebaiknya bisa merubah diri sesuaikan keadaan saat ini, ibarat bunglon jadilah bunglon yang cerdas merubah diri dimulai dari niat ke lebih baik dan sadari bahwa virus ini bisa jadi bisa bertahun-tahun hidup bersama kita kelak.

Saya tidak kecilkan tentang kebijakan pemerintah atau vaksinasi massal mengapa kita tidak ikhlas dukung niat baik ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun