Sayyid jumianto
Ora kuwat ngragadi, bila DIY locdown (tidak kuat membiayai) kata-kata ini meluncur dari bapak gubernur DIY dimedia massa lokal dan nasional. Pernyataan lugas yang disampaikan karena meningkatnyajumlah penderita covid 19 di propinsi DIY.Â
Sampai pagi ini  meningkat pesat dan sungguh memgkhawatirkan lagi semua rumah sakit siap untuk menampung pasien corona ini. Usaha yang bagus lagi di hidupkannya lagi satgas gugus tugas di tiap RT dan RW untuk menanggulangi serta menyadarkan tentang semakin mudahnya angka penularan covid 19 di propinsi Jogja. Saya tidak bicara data tetapi bila dilihat lonjakan maka bulan juni ini semua kabupaten dan kota sangat relevan kenaikannya.
Sungguh prehatin bila terpaksa lockdown(walau tidak jadi lockdown karena masalah ragad) sebaiknya kita kembali kepada diri kita lagi untuk sadari betapa kepentingam kesehatan itu juga penting dan utama ibarat diri kita bila punya segalanya dan istri cantik bila sakit-sakitan tentu lain ceritamya. Sebaliknya bila tidak punya apa-apa tetapi sehat bisa berusaha tetap bisa hasil adanya.Â
Memang Jogja propinsi tidak sekaya misal Jawa tengah atau Jakarta tetapi "niat baik" untuk sehatkan Jogja adalah nyata.Â
 Gubernurpun pun sudah tahu kas daerahnya dan gubernurpun sudah tahu betapa abai dan ngeyelnya warganya dan yang terjadi sekarang ngunduh wohing pakerti ketika semua orang mudik dilarang banyak yang diam-diam mudik, ketika hajatan dilarang tetap nekat gelar hajatan, ketika kerumunan pentas seni di pending malah mal-mal adakan.Â
Dari sini benar adanya "ora iso ngragati" adalah sinyal bahwa bukan hanya kas berupa dana atau uang(yang hampir kosong) untuk penanggulangan covid di DIY sebagai kejujuran beliau bisa jadi  masyarakat di himbau bisa "ngragadi dewe"?
alias diambil kesadaran diri kita untuk gotong royong membatu penanggulan covid 19 di Jogja ini.
Pertanyaannya bagaimana tumbuhkan "iso ngragad dewe"??
Jawabannya bukan simpel lagi tetapi multi tafsir karena berhubungan dengan faktor kehidupan kita  seperti ekonomi, sosial, budaya keamanan dan lain sebagainya dan terlihat jelas ternyata kita abai terhadap anggaran kesehatan kita dan malah memilih beli pulsa hp misalnya dan itu juga terjadi termyata pembangunan infrastruktur proyek strategi nasional tidak ada proyek yang berhubungam dengan kesehatan adalah sebuah realita yang ada disini proyek bandara dan jalan tol(rencana) diutamakan daripada buat rumah sakit atau untuk kesejahteraan rakyatnya itu faktan