"mas guru liburan niki?"tanyaku padanya."ya libur sabtu, mas kok masih sepi kadingaren?" Tanya dia padaku.
Bukan Jogja kalau info itu tidak langsung hit apalagi yang berbicara orang nomor satu di sini yang juga raja kami. "Pasrah mas lockdown, menawi dibeto kondur jajanannya monggo" kataku mempersilahkan mas guru untuk mengambil tas kresek di depannya.
 "nikmatnya angkringan ya ngadobdi sini to mas jum" jawaban inilah yang membuat kami tertawa.Â
"Locdown?"bener po mas guru?" Tanyaku padanya."kadose bener niku mas jum" "blaik.."aku baru tahu kabar itu
Saiki kahanan sepi amergo okeh cah kulihan durung iso bali jogja maneh, saiki kahanan jogja iseh malih grembyang.
 Karena banyak kluster corona yang muncul, klaster hajatan, klaster ziarah yang terakhir klaster lp narkoba pakem serius mas guru omong karo aku, ora kenyono sore iki grimis akeh wong tuku sego kucing digowo bali.Â
Ternyata orang patuh semakin sedikit daripada yang ngeyel dan tidak patuh.
Sehingga pertanyaannya Jogja lockdown bukan wacana lagi, harus, karena banyak yang abai terhadap protokol kesehatan dan munculnya klaster baru diberbagai wilayah Jogjakarta.
 Sungguh sesuatu hal yang membuat semua harus dipaksa patuh pada protokol kesehatan saya yang hanya bakul angkringan di sini tetap berdoa dan berusaha semoga corona ini semakin menghilang dan tidak merebak lagi kasihan cah sekolah, yang nyambut gawe dan yang sudah kangen kesini harus sabar karena korono masig merebak.
#obrolan ringan saja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H