Jogja iso lockdown
Sayyid jumianto
Sore ini semua seakan de javu sejak lebaran kemarin semua langganan angkringanku mulai pada semarakan angkringan.
 Walau berkurang tidak seperti dulu banyak yang datang sekedar beli nasi kucing dengan segelas air jeruk anget atau teh panas minta dibungkus dan dibawa pulang. Sepi rasanya kangen candaan mereka yang mampir ceplas ceplos ngalor ngidul tetapi tetap cespleng isinya.
Kangennya orang  ke Jogja adalah bukan sembarang kangen karena mereka pernah sekedar mampir atau pernah belajar juga bekerja di ibu kota perjuangan dan kota pendidikan.
 Namun kimi semua sedikit hampa karena wabah corona ini seakan menjadikan semua sendu dan sedan menahan kangen pada Jogja itu syah-syah saja adanya.
Pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono X akan me lockdown Jogja serius karena lonjakan yang kena virus ini dan inilah yang membuat Jogja harus siap-siap di lockdown.
"Cerete telu wes disiapno areng wes disulet wes umup banyune ana jahe, jarang panas lan dekokan teh"
"Soko yu lastri sego kucing isi sambel teri ana sepuluh mas, yen kang jito ngirim gedang goreng rong puluh iji" kata istriku sambil membawa gelas yang sudah di cucinya di meja angkringanku ini.
Sore akhir pekan yang aneh bulan Juni yang belum juga musim kemarau datang, hujan deras telah melanda Jogja gumpalan awan hitam seakan meredam tawa ceria yang hambar karena pandemi corona ini semakin menjadi menjadi sebab semua harap maklum bila Jogja seakan berduka dalam karena Juni inilah awal perubahan nyata di sini.
"Saiki nganggo prokes mas "ketika satu pelanggan datang memesan segelas kopi dan tiga bungkus nasi kucing. " yang sambel teri mas" katanya sambil mengambil tiga bungkus nasi kucing itu.