Anak pantai (9)
Waktu telah buktikan banyak orang yakin pantai adalah tempat melepaskan segalanya. Melepaskan cinta, melepaskan rasa syukur padaNya juga melepas segala suka dan duka.
Melepaskan segala kerinduan pada semua kekasih hati dan rasa yang tak terbendung. Birunya laut membuat seakan lautan pelepas kangen dan rindu.
Birunya laut
Bukan ku tidak bersyukur
Tetapi semua karena takdirNya
Kita yang jalani
Bila kita bertakdir baik syukurilah
Andai nasibnya belum beruntung hadapi dengan senyuman
Itulah dunia
Kadang buat bahagia itu simpel pergilah ke pantai berteriaklah sekencang mungkin dan rasakan dirimu terhempas angin laut yang bergerak seiring ombak meluncur ke tepian bibir pantai ini.Â
Bila belum rasamu terlepas lega bermainlah dengan pasir pantai dan tunggu riak pantainya mendatangimu.
"Sepertinya pelajaran berharga sedang dimulai," sahutku pada kakak. "Tentang deburan ombak yang kita harapkan," kata kakak padaku.
"Panasnya sinar matahari buat legam tubuh-tubuh nelayan tidak surutkan langkah bentangkan layar kapal ke tengah samudera biru" kataku lanjurnya.Â
![Dok.pri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/20/p-20210515-085759-60a64926d541df78ac474bb2.jpg?t=o&v=770)
"Dari buku puisi di kamar kakak," sahutku spontan dan kakak terperangah padaku.Â