"Kereta  reformasi telah melaju dan gerakan politik islam tetap tidak terangkut  di gerbongnya "Â
Bulan puasa 1442 H, bulan puasa yang  masih disuasana pandemi covid corona ini seakan mendapat hadiah dariNya ujian dan ketabahan umat islam masih harus di hadapinya dengan lapang dada  karena masih di terapkannya protokol kesehatan dan tidak boleh berkerumun dengan jumlah banyak umat islam akhirnya sedikit menemukan kelonggarannya untuk bisa shlat tarawih berjamaah dan ini sebuah laksana tetes hujan di musim kemarau.
Proloog ini saya tulis untuk mengingatkan kita tentang apa yang dinamakan pembatasan secara sosial  karena alasan protokol kesehatan nampaknya sedikit merenggeut apa yang di namakan gerakan islam untuk sekedar menggalang solidaritas umatnya membantu mengatasi pandemi secara  islam pemerintahan membatasi ruang gerak mereka yang biasanya mengadakan pengajian, pertemuan akbar dan juga perkumpulan masa yang banyak.
Pandemi tentu saja bisa berdampak luas termasuk pengekangan politikdengan dijalankannya polisi virtua dan juga UU ITE lebh  ketat seakan kembali memberangus apa yang dinamakan gerakan ormas islam dan membungkam apa yang dinamakan  parpol islam dengan alasan pandemi corona ini presiden J berhasil dengan lincah memmbngkam gerakan sosial dan politik islam alasan klise karena melindungi kekuasaan yang kedua inilah yang membuat virus  dan pandemi corona ini untuk memukul gerakan oposisi (islam) tentunya.
Show off penguasa saat ini bisa di lihat dengan pembungkaman ormas FPI yang  di tuduh berafiliasi dengan organisasi teror dengan pengadilan sandiwaranya pelanggaran prokes yang di lakukan sang habieb pemimipinya, inilah pengadilan politis yang seakan membungkam apa yang di namakan gerakan islam politik saaat ini.
Juga penangkapan para teroris diawal puasa sejak meledaknya bom bunuh diri di sebuah gereja di Sulawesi seakan membenamkan lebih dalam  gerakan tradisional politik islam saat ini di negeri ini!
Saatnya Ormas dan parpol islam bangkit!
Bulan puasa ini  harusnya sebagai moment untuk bangkitnya gerakan sosial dan politik islam untuk menunjukkan bahwa islam di negeri ini bisa menjadi solusi terhadap permasalahan negeri.
Islam yang damai, dan juga toleran terhadap agama yang lain dan bisa di perhitungkan di kancah politik nasional bukan sekedar amin dan  tidak punya inisiatif membangun negeri ini. Gerakan isalam sosial, ekonomi dan politik sebaiknya mulai di gaungkan lagi lewat pengajian-pengajian dan kajian ilmu di dalam  maupun diluar partai atau ormas islam adalah harus di perlukan.
Isyu terorisme seakan memudahkan penguasa saat ini mencap gerakan islam menyebarkan teror maka gunakan moment puasa ini untuk membangkitkan lagi gerakan islam toleran dan luwes menghadapi masalah sosial politik negeri ini dan tidak mellupakan kemandirian ekonomi itulah kuncinya mengapa gerakan dan partai islam di negeri ini bagai katak dalam tempurung.
Melemah dan mudah terombang ambing ambisi partai nasional dan partais sosialis yang lagi naik daun sebab partai bernuansa agama islam masih berkutat pada masalah yang sama kehilangan sosok pemimpin pemersatu, idola dan juga kekurangan dana inilah yang terjadi saat ini.
Empat  masalah akut  yang berikutnya pengkaderan yang lambat dan masih berbasis pada keluarga sang tokoh tertentu membuat stagnan karena beda nasab dianggap sudah  harus keluar dari apa yang mereka namakan partai keluarga ini.
Empat masalah melempemnya gerakan dan parpol islam
- Pandemi corona
- Pandemi  corona seakan hampir mematikan apa yang di namakan gerakan  dan parpol islam dinegeri ini bukan rahasia umum lagi karena partai dan ormas islam basisnya massa maka sedikit hilang gaungnya karena prokes yang mengancam mereka dan membuat tiarap gerakan dan parpol islam saat ini
- Masalah di tubuh ormas dan partai  berbasis islam
- Kuatanya penegaruh keluarga ormas dna partai di tubuh partai serta ormas yang berbasis kelauarga tampak di partai nasional yang masih punya nasib hampir sama mereka hanya berkutat pada perebutan  pengaruh di dalam tubuh organisasi mereka taruh partai PAN, PPP dan PKB yang sungguh sangat kelihatan sekali rivalitas di tubuh mereka
- Pendanaan
- Faktor minimnya dana dan tidak adanya incvestor membuat  gerakan politik islam melempem karena hal ini berhubungan dengan darah dan alirannya sungguh terhambat karena partai isalam  loyo adal  benarnya itulah yang tidak kita sadari beda dengan partai nasional dan sosilais mereka mudah mendapatkan dana dan itulah mengapa mereka bisa eksis hingga kini
- Minim tokoh
- Sepeninggal tokoh utama dan tidak ada regenerasi sesudahnya nampaknya semakin membuat gerakan sosial dan partai islam tidak di pandang umatnya sendiri walau kita tahu negeri ini mayoritas penganut agama islam tetapi tidak adanya tokoh yang mampu menaikkan gengsi umat seakan membenarkan semua ini.
- Ketatnya uu
- Dimedia medoss dan media umum ummat islam nampaknya kembali di hanjar dengang tidak punya penyiaran tingkat nasional membuat umat islam  mudah di jadikan sasaran empuk apa yang di namakan gerakan kanan, gerakan teroris dan khilafah adalah isu yang menghantam dan media massa dan media sosial