Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mudik Dilarang, Yuk Muwal Saja!

16 April 2021   20:55 Diperbarui: 16 April 2021   21:12 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ironi mudik dilarang yuk Mudik awal


Sayyid jumianto


Ironi sekali pemerintah membuat ironi"menghibur diri" kerennya April mop. Keputusan yang menurut pemerintah benar adanya untuk memutus rantai penyebaran virus corona sungguh keputusan ambivelen yang bernuasa tryal by eror  coba-coba untuk mengetahui pendapat masyarakat dan nanti dianalisa dan ada sebuah fenomena membolehkan mulih gasik tanggal 6 s.d 11 mei akan dikawal adalah langkah nyata jalan tengah "solusi" untuk meredam keresahan organda, angkutan laut serta angkutan udara memanfaatkan mudik lebaran tahun ini adalah langkah "ninja' yang dipakai pemeruntah saat ini.

Sebuah keputusan yang ironi

Setelah pandemi ini berlsngsung setahun lalu pemerintah sedikit kehilangan akal sehat untuk menerapkan prokes pada masyarakat karena  keputusan untuk membolehkan sholat tarawih berjamaah dengan pembatasan jamaah adalah keputusan penting walau sekali lagi pertimbangan ekonomi bisa kalahkan akal sehat juga protokol kesehatan inilah sejatinya yang terjadi di otak-otak pengambilan keputusan yang berat hati memikirkan resiko yang akan datang

Analisa

Mudik dilarang maka saya punya alternatif ayo Mual (,mudik awal) atau Mugas (mulih gasik (jawa)

Mual alias mudik awal atau mulih gasik bisa kita jalankan secara terang- terangan atau diam-diam untuk hindari penyekatan dan putar balik. 

Konsekwensi akan ada komplangannya pekerja informal terutama di Jakarta, Bandung Surabaya serta kota-kota besar lainnya sudah logis ini belum di pertimbangkan matang oleh sang pengambil keputusan tingkat pusat karena nada-nadanya tingkat daerah cuma monat manut saja seperti kebijakan PPKM mikro yang "seperti kurang berhasil"menekan arus antar daerah dan arus sebaran covid 19 ada benarnya.

Saran

Mual lebih baik di lakukan tidak usah tunggu THR dan sebaiknya ini di anjurkan untuk melegakan jalan dan bertumpuknya para mudiker yang biasa macetkan jalan, banyak kecelakaan dan boros BBM atau tunggu dulu keputusan pemerintah berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun