Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jalan Menikung Kubu Moeldoko

31 Maret 2021   17:42 Diperbarui: 31 Maret 2021   17:43 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jalan menikung kubu Moeldoko

Alsayyid jumianto

Waktu membuktiksn bahwa kubu Partai Demokrat dari hasil konggres KLB Deli serdang tidak diaku oleh Kememhuham dan Moeldoko harus gigit jari pameo 2 D  (duit dan dekat istana) seakan tidak ada gunanya. Berbeda saat "operasi senyap" dibeberapa partai bisa mendudukan sang ketua umumnya jadi menteri saat ini. 

Moeldoko sekali lagi belumlah "hebat" seperti Airlangga Hartanto  di Partai Golkar yang bisa mendepak trah Cendana dan sekaligus dapat jatah menteri di kabinet Presiden J dan Zulkifli Hasan yang bisa mendepak trah Amien rais sebagai dewan pembina dan  pimpinan PAN sekaligus menggilas unsur Trah Amien rais di tubuh PAN tak kecuali di PKB dan PPP yang nota bene sekarang "jadi orang-orang dekat istana"  hasil politik alus-alusan dan juga keras tanpa pandang sebagai kader berkeringat mereka berhasil dan eksis sekarang di lingkar istana.

Operasi gagal

Operasi "kudeta gagal" kubu Moeldoko ternyata sudah dapat dipredeksi oleh ahli hukum, ahli politik dan ahli strategi. Tanda-tandanya sudah terlihat jelas. Salah satu tanda "pihak istana tidak merestui"  dan Kemenhuham tidak mengakui AD/ART dan ijin partai Demokrat versi Moeldoko. Tanda-tanda ketiga yakni sedikit "merusak reputasi istana terutama presiden J"  dan tanda-tansa ke empat bisa jadi presiden J memecatnya karena "memanfaatkan" faktor  D kedua yakni Faktor kedekatan dengan istana!

Saran

Buat partai sendiri minimal namanya partai Demokrat Baru dengan bendera dan lambang baru. Mulai dari nol buatlah pengurus baru dari ranting, kecamatan, kabupaten dan propinsi. Bila kloning berdayakan orang-orang pendukung KLB Deli Serdang. Buanglah malu atas kegagalan ini dan sebaiknya undur diri dari KSP untuk jadi fokus ketua partai saja. Saran terakhir saya belajar dari ketua partai yang berhasil  "kudeta"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun