Supersemar bukti ketidakmampuan Orde Lama emban amanah
Alsayyid jumianto
Hari ini 11 maret 2021 genap lima puluh lima tahun lalu supersemar di mandatkan dari Soekarno kepada presiden kedua Soeharto.Semua orang tahu ketidak mampuan Orde lama dalam menjalankan roda pemerintahan yang puncaknya adalah isyu dewan jendral dan pembunuhan sadis para jendral sebenarnya ini adalah puncak ketidak percayaan rakyat pada pemerintahan saat itu.
Isyu besar yang ada saat itu adalah konflik Indonesia Malaysia dan keterpurukan ekonomi republik itulah sebenarnya "latar belakang" dimana ada bumbu yang nyata bahwa partai komunis yang menguasai parlemrn betseteru dengan TNI, nampak dari isyu dewan jendral dan dugaan ini menjadi bola liar ujung perseteruan PKI dan TNI semakin tajam kala itu.
Supersemar adalah bukti pemerintahan saat itu gagal dalam menjalankan amanahnya itulah realita adanya dan tiga puluh dua tahun kemudian terulang lagi ketika Orde Baru juga gagal hampir sama ketika peristiwa supersemar itu lahir Soeharto juga di desak mundur tanggal 20 Mei 1998 den meneken selembar surat juga.
Bila dirunut asal mulanya supersemar dan peristiwa 20 mei 1998 ada kesamaannya yakni adanya"ancaman" desakan dan permintaan mundur atas nama rakyat oleh segolongan orang yang wakili rakyat untuk mundur seorang presiden.
Mungkin bukti-bukti tertulis ini sebagai sejarah  tetap akan menjadi sebuah lembar yang jadi saksi bisu kelak bahwa gagalnya pemerintahan orde lama dalam jalankan amanahnya dan tidak konsistenya menjalankan semangat UUD 1945 dan ideologi Pancasila kala itu. Sebaiknya perlu untuk di kaji sebab munculnya, latar belakang dan dampak serta implikasinya pada kehidupan sosial dan cara-,cara inskonstitusional yang mereka jalankan kala itu.
Memang kajian kekinian perlu dengan suatu pembandimg pada suatu peristiwa yang mirip bisa jadi sebuah kajian sexy untuk memgungkap takbir misteri supersemar dan latar belakang serta situasi apa yang bisa ditarik benang merah demi memghilangkan "pembodohan" genersi berikutnya kareana sebab kebebasan berpendapat serta kontrovesi saksi yang ada bisa jadi berputar-putar pada "pembenaran" sesuai seseorang, rezim dan parpol tertentu yang kelak sebagai penguasa negeri ini.
#sebuah analisis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H