Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tumbal [31] Jalan Panjang Kebenaran #7

5 November 2020   11:37 Diperbarui: 5 November 2020   11:49 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tumbal [31] Jalan Panjang Kebenaran (7)

Waktu

Kadang membuktikan

Sebuah kebenaran bisa terkuak dari kelamnya kesalahan kita

Bukankah Mentari tersenyum kembali bila hujan sudah hilang

Itulah waktu  yang bicaraAku masih sangsi kapan virus korona ini akan berakhir seprti sangsinya hati kami tentang jalan kebenaran yang kami cari selama ini, kunci-kunci telah kami temukan walau karat-karatnya belum bisa untuk membuka gembok-gembok gudang masa  lalu yang masih di simpan rapat dan di jaga demikian ketat dengan alasan yang tidak masuk akal dan cenerung posesif.

"karat-karat yang sudah menahun dan tidak bisa serta merta di buka  pakah kita harus menjebolnya dengan sedikt kekerasan hati kita ?" tanya kakak  padaku

'Ganti gembok dengan cara membeli pengungkit baru atau gerinda itu pinu bajanya dengan las  bisa kebuka " jawabku enteng

"ini tentang hati-hati mereka yang tidak mau tahu dan selalu menutup pintu bila kebenaran itu mau di ungkapkan" jawabnya padaku lagi

"karena sebuah kebenaran harusnya bisa dibuka walau pahit adanya" jawabku inilah yang membuat kakak diam dan hari-hari  di awal bulan Nopember ini seakan menjadi pertanda waktu bahwa partai lama yang berkuasa hari ini nampaknya  akan sama dengan partai-partai baru yang oportunis dan tidak mau kalah walau hanya sekedr adu argumen di ruang-ruang gedung wakil rakyat  yang semakin tinggi pintu dan pagarnya hingga rakyat harus merobohkannya bila ingin bertemu dengan wakil yang di pilihnya di gedung rakyat tersebut.

"harusnya gedung-gedung wakil rakyat itu tidak tinggi-tinggi pintu pagarnya karena rakyat  realita harus merobohkannya hanya sekedar untuk memberikanaspirasinya pada wakil-wakil rakayat yang ada didalam gedung" jawab  kakak lagi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun