Tahun 2020 tahunnya politik dan kebangkitan media lokal baik cetak maupun elektronik alasannya kepindahan ibu kota berdampak pada bebasnya media lokal berimprovisasi dan undang-undang berjaringan sepakat dipatuhi sehingga tidak ada televisi nasional (swasta) kecuali tvri adalah nyata serta berkibarnya media komunitas agama, ekonomi dan pendidikan serta sosial dengan demikian kue iklan nasional terbagi adil dengan syarat tidak partisan dan bukan media monopoli maupun dua poli seperti sekarang yang dimiliki dua atau lebih orang kaya. Tahun ini juga adalah hancurnya media monopoli karena perubahan cara pandang kita terhadap media sekarang.
Walaupun begitu gempuran media digital dan elektronik lainnya masih sebagai daya tarik masyarakat untuk disukai kontenya dengan syarat tidak partisan demi dukung politisi tertentu.
Media menyadarksn masyarakat bahwa 2020 adalah awal dimana masyarakat bisa mengawasi penguasa juga mengawasi media secara umum setelah revisi uu  selrsai.Media lokal tumbuh gembira fan maju setelah lepasnya monopoli media sebagai isyu keberagaman tayangan dan diharuskannya media swasta nasional mempunyai cabang didaerah maka banyak berlomba media lokal dibeli oleh media nasional tersebut. Sekali lagi ini berdampak pada lembaga penyiaran komunitas tertentu yang berbasis agama, budaya dan sosial tumbuh berkembang di media lokal dan tampaknya kontennya harus diawasi karena  bisa jadi untuk kepentingan kelompoknya saja dan merugikan masyatakat umum.
Apalagi pilkada serentak 2020 bisa jadi media lokal banyak yang partisan itu sudah bukan rahasia umum lagi.
31122019
