Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Film "Bumi Manusia", Merayakan Kemerdekaan Sastra Kita

16 Agustus 2019   10:28 Diperbarui: 16 Agustus 2019   10:48 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: falcon pictures

film Bumi Manusia : Merayakan kemerdekaan sastra kita
Alsayyid jumianto

Film Bumi manusia sudah tayang  semua menyambut gembira tentang suasana kebebasan sastra film yang didapatkan oleh kita saat ini karena semua orang  tahu buku karya  Pramodya ananto toer ini pernah dilarang oleh Orde Baru karena berbau kiri serta karangan seorang ex tapol adalah fakta.

Bila membaca isi buku Bumi manusia kita akan rasakan benturan sosial budaya serta hukum saat itu.
Benturan sosial dan budaya serta perbedaan class sosial yang dimasalahkan saat itu tertata rapi dalam sebuah novel.

Kita patut bersyukur setelah orde baru tumbang maka novel-novel yang dianggap kiri sekarang di buka krannya untuk di cetak lagi, ditelaah lagi dan buat sebagai film demi pemahaman literasi untuk anak-anak kekinian.

Sebuah masterpeace yang seakan membuka mata generasi sekarang saya yang dulu mengalami sendiri ketika pemerintahan OrBa melarang buku yang dikawatirkan mengajarkan ajaran kiri kala itu sungguh membuat kecewa kami karena belum sempat membeli, apalagi melihat judulnya saja sudah di larang kejaksaan saat itu.

Novel Bumi Manusia seakan membuka takbir pola pikir kita disini sangat dibuka nyata sekali tentang cerita perbedaan claas sosial inilah yang dianggap Orde Baru kala itu sebagai ajaran kiri analogi yang sama persis ketika Karl karx dalam bukunya mengutarakan tajamnya classification yang menentang kapitalisme dibenturkan dengan sosialisme maka dalam das kapitalismenya mebesar-besarkan perbedaan ini  maka didalam novel ini pram dianggap kekirian adalah nyata juga kala OrBa berkuasa saat itu.

Perbedaan sungguh ada antara Das kapital dan Bumi manusia adalah pola pikir yang digunakan walwu isyu perbedaan class adalah sebuah kenyataan sampai saat ini yang masih di analogikan isyu kebangkitan ideologi komunis dan benturan dalam ranah SARA  masih sebagai isyu gurih yang mudah digoreng sungguh negeri ini telah nyata

Sastra pada zamannya bisa memuja muji sang penguasa dan sangat dekat dengan kekuasaan dan bisa jauh dari kekuasaan menjadi mencaci maki penguasa  karena itu sebuah perlawanan untuk sebuah kekuasaan tertentu adalah kenyataan sehingga sang sastrawanpum entah ditangkap bahkan dilenyapkan tanpa jejak.

Sekarang menemukan kemerdakaannya walau isyu pemberedelan dan operasi nenyikat buku tertentu (diduga kiri) masih ada didaerah tertentu untuk lindungi ideologi kita.

Harapan

Hargailah karya-karya sastrawan kita bagaimanapun perayaan kemerdekaan sastra sudah momentumnya kita peroleh saatnya kita berkarya lebih baik tanpa rasa takut untuk berkreasi dan epresikan karya kita kedepannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun