Daun-daun jati berguguran jadi saksi-13--kilas balik bagian keempat
Pagi telah datang
sang bagaskara bersinar
bangunkan bumi
getarkan degup jantung
alirkan darah di nadi-nadi kita
ini tentang arti
apakah perjuangan itu
apakah pengorbanan itu
apakah cinta itu
aku hendak mencari jawab
atau tidak sama sekali
karena selimut pagi ini
bisa menjawab mimpi-mimpi kita
872019digodean
Tin, Aku, Jen, serta adikku tak mungkin lepas dari lingkaran cinta ini seakan merayakan bumi pada matahari karena musim sudah berganti adalah benar buatku harus bersikap lebih baik lagi.
"keputusan adalah bulat tidak kotak ataupun lonjong" kataku mantap
"kembali ke desa kembali ke masa lalu mas" katamu kala itu.
"yang jelas aku mantap" sombongku penuh percaya diri juga.
Hamparan hijau yang membuat sejuk mata seakan bisa membuatku cuci mata sepagi ini walau aku rasakan ada yang salahkah dinegeri ini karena yang ku lihat banyak petani tua yang di sawah.
Tekun mereka memelihara tanaman padi mereka yang bagai permadani jamrud di katulistiwa adalah buah tangan mereka walau sayang beribu sayang di awal kemarau ini sungguh air adalah barang mahal buat mereka hari ini.
 Aku sadari sebuah hubungan juga harus ada pupuk sayang dan kasih Karena hidup adalah sebuah pilihan demikian juga cinta akan memilihkan apa yang kita mau kita kelak serta aku percaya akan tumbuh alami wakau godaan  semakin massif di kehidupan ini.
Cinta kadang tidak sebatas lepas dari harta dan tahta inilah yang aku takutkan karena harta bisa buat kita lupa apalagi cantik dan  moleknya tubuhmu seakan bisa lupakan bumi seiisinya sebagaian yang aku takutkan ada dan sudah nyata ketika Tin mendapat harta berlimpah dari pabrik kecap  ayahnya.