:Sebuah Kajian Media
:Al-Sayyid Jumianto
September ini pernah jadi bulan kelabu bagi bangsa ini bulan yang penuh air mata pada tahun 1965. Saya tidak membahas tragedi ini tetapi saya hanya membahas sedikit peran media massa koran saat itu yang menampilkan kegiatan, dan komentar beberap tokoh dari Partai Komunis Indonesia dan Angkatan darat sangat keluhatan silang pendapat mereka kala itu.
Apakah media mampu memprediksi kejadian nasional ini?
Mengapa media saat itu sedikit condong ke suatu kelompok tertentu?
Dua pertanyaan yang jawabanya satu karena saat itu 1965 media massa khususnya koran ada dua yang berpengaruh satu condong pada Tentara angkatan tertentu dan satu condong pada partai tertentu sungguh nyata kala itu.
Persaingan media sungguh kelihatan dan terbuka, bukan saya bela kanan dan kiri tetapi dari sedikit kliping ini saya bisa membaca Januari 1965 lah "perang" di media sudah kelihatan dan ini tidak disadari bahwa sembilan bulan setelahnya tragedi itu menjadi nyata, sungguh media kala itu sadar atau tidak sadar telah "meramalkan" dan memprediksikan kejadian contoh headline dan judul berita koran terbitan bulan Januari 1965 "angkatan ke V tidak efisien" kawan menjadi lawan" adalah nyata jadinya.
Memang benarkah media dapat meramalkan kejadian nyata sebelum ada kejadiannya?
Media massa sekarang
Sungguh ini pertanyaan dalam hati saya tetapi sungguh mungkin jawabnya berbeda satu sama lain dan juga analisis media massa satu dengan yang lain juga beda saya maklumi, tetapi ini artikel saya buat bukan untuk membuka luka lama bangsa ini tetapi kita dapat belajar bahwa media massa dalam bentuk apapun dan dikuasai siapapun (swasta maupun negara) sungguh harus independen dan mengutamakan massa atau adanya sebagai representase kemandiriannya supaya tidak terpengaruh ombang-ambing kekuatan politik, acaman kelompok tertentu dan pemilik modal benar adanya.