Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kasus Kopi Maut Jesika: Bukan Hiburan

29 September 2016   17:01 Diperbarui: 29 September 2016   17:15 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Hampir lebih tiga bulan sejak ada kasus meninggalnya Mirna diduga diracun Jesika semu media menyorot dan membloup semua secara rinci kejadian sampai sidang kini masih berlangsung.

Saya tidak akan membahas  kasus ini kopi maut bersianida, disini saya hanya akan mengkritisi semua media elektronika, tv, radio, internet bahkan koran dan majalah terbius terhadap kasus jesika ini.

Saya sangat menyayangkan terutama tiga media tv nasional bersaing melaporkan menbuat menarik berita bahkan live disiarkan secara langsung, mengalahkan isyu nasional.

Negatif thingking inilah pengalihan isyu nasional tetapi saya tetap positif thingking inilah pembelajaran hukum melalui media juga bagus!

Bahkan bisa mengalahkan kasus OTT ketua DPD tetapi sekalu lagi proposinya njomplang memang hanya kasus jesika yang bisa diblowup bukankah tragedi Garut lebih mengerikan jumlah korban banyak, mengapa tv nasional hanya menyorot kasus jesika saja?dan inilah kenyataan UU informasi dibuat untuk kebutuhan ingin tahu masyarakat bukan malah memblowup berjam-jam sebuah sidang dan mengecilkan peristiiwa besar tragedi Garut.

Persaingan dan topik menarik maka tiga tv nasional hanya satu sama lagi beritanya : sidang jesika wow?? Beginilah bisnis media yang sebenarnya atau lemahnya KPI? Tidak tahu tanyalah pada rumput yang dijalan!

Mengapa pula KPI tidak memperingatkan tiga tv besar ini karena dalam sidang banyak kata dan ucapan yang anak kecil saja tidak boleh dengar nah malah disiarkan live bagaimana KPI??

Saya hanya prehatin ketika anak kecilpun berucap pak jangan minum kopi nanti ada sianidanya!

Terakhir apakah kita harus melihat persaingan antar gajah tiga televisi ini tanpa kita sadari "kita telah teracuni" akibat persaingan bukan tiga tv nasional bahkan empat yang tayanganya sama??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun