[caption caption="alsayidja.paint"][/caption]
Cerita yang kemarin:
Hari yang penuh tanya
Jogja menjadikanku bertemu denganya dan tidak tahu mengapa sang pangeran ini sempat singgah di hatiku dalam banget, dan kadang aku jadi sedikit jelous ketika dikerubuti cewek-cewek di kampus dan semua seakan sudah menjadi takdirNya, aku dan mas sayyid ketemu di kampus walau waktu tidak memihak kami.
Kadang hidup harus memilih dan kadang pilihan hatilah yang dianggpa paling benar tetapi ujungnya tetap kecewa dan apalah arti bila hanya menurut kata hati bila kedepanya kita harus patah hati, kadang pikiran dan ego mengalahkan rasa dan perasaan hati terdalam kita, dan kita lupa, benar pengalaman ini membuatku menjadikan dewasa dan aku bersyukur atas pengalaman hati ini, aku kuliah sore dan yang membuat aku takut adalah mengalahkan rasa malas dan kantuk disor ini, apalgi aku hari ini mengikuti kuliah perdana kata kakak kelas dosennya agak “killer “ begitu dan dan selalu banyak tugas!
“setiap orang punya cita-cita, mengapa anda memilih menjadi guru?” tanyapak dosen muda kala itu pak Sigit Handoko
“mari kita diskusikan apda sesi kuliah saya ini yang saya tanyakan pada anda sekalian dan inia da kertas anda sekalian menulislah impian anda kuliah disini, yang terbaik nanti saya suruh maju ke depan mewakili yang ada” penuh wibawa dan semua terdiam karena bapak ini adlah juga dekan bidang kemahasiswaan dan pengurus yayasan juga, suasan hening ketika kertas mulai di bagikan dikelas ini, dan tiba-tiba ada seornag mahasiswa yang masuk dalam kelas kami dan aku tahu dia mas Sayyid dan seakan jantung ini berdegup keras karena bangku yang ada sudah penuh dan tinggal yang dideapan aku yang masih kosong, kaok ikut semester ini aku jadi bertanya-tanya dan jawabannya ada pada pak Sigit ini juga
“inilah teman-teman, dia aktivis kampus sayang kuliah keteteran dan ikut semester satu ini, pad amata kuliah saya, saya tekankan boleh aktif di kampus tetapi jangan lupa 75 % keahadiran, di absen harus ada, terserah kalian” kata pak Dosen lagi.