Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pathok Bandara, Sebuah Novel 28

1 Maret 2016   22:39 Diperbarui: 1 Maret 2016   22:51 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="alsayid.paint"][/caption]cerita kemarin : Pathok Bandara, Sebuah Novel 27

Akankah hijau  nyiur kelapa akan tergantikan oleh burun-burung besi dan ular-ular besi yang saling bertautan sementara rumput akan tergantikan oleh aspal panas, dan deretan hamparan padi sawah kami  berganti deretan ruko dan hotel yang tidak bernurani lagi, kosong tanpa hati.

Sedemikian fatalkah perubahan ini kelak, dalambayanganku kemajuan adalah hal nyata di kota Batas ini dan bisa dimengerti inilah akibata ketertinggalan dari lima kabupaten lainya , kota Batas di genjot hanpir 1 trilyun investasi ini, menurut kabar yang dapat dipercaya begitulah, maka berlomba-lombalah mereka mendapatkan"simpati" warga dan berebut pengaruh dalam trik dan intrik yang akan melanda desa kami.

Anak berlari di pematang sawah akan tergantikan dia akan berlari diantara relung gedung yang angkuh dan bukan milik warga kami lagi dia akan berlari dijalanan aspal yang akan melelehkan kaki-kaki mungil mereka dan inilah  yang akan mereka dapatkan panas dan hilangnya hijau rindang dan sejuk desa kami kelak, benar adanya.

"benar kamu melawan investor itu Nur"tanya kumal ribut di smsnya

"bukan warga" jawabku singkat

"mengapa? tanya dia lagi lewat smsnya lagi

"aku mau  tahu ,investor  hanya membeli tanah dan sawah mereka, mereka tidak  bisa membeli hati nurani kami" jawbku agak keras

"ha ya hati-hati,mereka akan melakukan segala cara termasuk menakutimu melempar bom molotov di pendapa kamu itu" ternag ribut kumal padaku

aku diam, dia miscall ingin bicara, aku diam tidak mengangkatnya dan dia misscal lagi

"ya ada apa?" tanya aku padanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun