4. Bila hanya proyek suatu intiusi besar yang kebetulan mendukung presiden yang baru berkuasa
5. bersifat temporer dan hanya membuat "gaya kaku" menghilangkan civil society( kekuasaan sipil)
6. bila hanya  membuat wacana "revolusi mental" sebuah macan kertas dan kosong dalam impletesi dikenyataannya
Â
Arah simpulan
Tetapi generasi yang kehilangan "jati diri" nampaknya sudah menjadi kenyatan yang tidak terbantahkan di muka mata kita banyak yang apatis dan banyak yang tidak peduli terhadpa "nasib politik" dan membela bangsa  adlah kenyatan yang tidak bisa kita hindarkan.
Bila kita hanya membuat "generasi takut" seperti era Soeharto, waktu say kecil dan dewas dalam mas emas ini pengalaman bahwa"gaya militer" demi "membela negara"adalah sudah usang.
Bukankah kita bisa membimbing cinta negara dan bela negara dengan "gaya pop" anak muda dan iberi masukan tentang nilai-nilai Pancasila dan UUd 1945 sesuai kehendak jaman(era informasi) ini sungguh sebenarnya harus di manfaatkan oleh Pemerintahan dalam mendoktrin bela negara ini alah kenyataan yang harus di jalankan dan inilah tantangan yang tidak gampang
Dan Tidak habis pikir adalah banyak kampus  yang dulu menolak militer masuk kampus tetapi kenyataan malahan yang mendukung wajib militer  in adalah kampus terbesar yang juga kampus alamamater bapak presiden inilah ironi ynag besar dan ini coba di paksakan karena menurut mereka " proyek besar " doktrin dan indoktrinisasi adalah kenyataan yang coba mempengaruhi pola pikir generasi emas kita menuju 2045 adalah ironi kenyatan ini dlam bingkai revolusi mental adalah kenyatan yang membuat "kacamata " blur semakin kelihatan betapa kedodorannya pengaruh politik presiden ketujuh ini dimuka generasi muda wajib meiliter ( yang konon akan memwajibkan 45 tahun kebawah harus wajib militer), sebenarnya banyak negara yang gagal dalam wacana "revolusi " wajib militer" mental ) ini.
Tetapi bila demi NKRI dan tidak ada indoktrinisasi dan doktrinisasi gaya militer kemunkinan masyarakat sipil akan lega dan gembira karena bila kita kembali ke Pancasila dan UUD 1945 tidak akan ada lagi perselisihan SARA, politik, dan rebutan pengusaaan cabang ekonomi oleh segelintir orang kaya dan juga tdiak ada Koluis, nepotisme  dan korupsi merebak di tanah air ini, maka cobalah "wajib Militer" tetapi jangan memakai gaya militer ada dan perlu di coba untuk membuka hati dan menerima takdir politik " revolusi mental " segala bidang kehidupan bangsa ini semoga cepat maujud.
Pertanyaan saya Masihkah percayakah  masyarakt kita? dengan wamil /Belneg ini? tunggu ...analisa saya..