Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Money

keberlanjutan....(memori takjil)

5 Juli 2015   14:10 Diperbarui: 5 Juli 2015   14:10 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya hanya membeli sebagian makanan kecil mereka dan sebagian minuman yang tidak bisa dan biasa kamiminum tetapi kesungguhan mereka dalam berdagang seakan mencengangkan hati dan kenyataan yang mereka raih dengan "perjuangan" tidak gentar adalah kenyataan yang patut dipuji.

Tetapi ramadahan hari ini tanggal 5 jul 2015 seakan membuat saya mempunyai analisa sendiri mengapa ekonomi umat islam berani beresiko waktu ramadhan, dan cenderung tidak melanjutkannya di kemudian hari? (setelah ramdhan?  analisa ekonomi saya:

1. berdagang takjil bukan profesi tetapi pengisi waktu ramadhan

2. bersifat spontan

3. biasanya hanya kutan yang telah ada

4. tidak mau membuat produk spesifik buatan sendiri

5. kebanyakan menu takjil hanya kulan dari pedagang besar yang biasa membuat pengenan kecil

6. temporer

7. daya juang yang tinggi(profesional masih belum terukur)

8. habis ramdhan modal habis untuk lebaran...(he he)

mengapa saya menganalisa ini delapan analisa yang mungkin jauh dari benar tetapi seyogyanya juga kita tetapa menumbuhka daya bisnis kita walau tidak saat ramdhan dan disetiap harinya kita bisa menumbuhkan daya juang yang lebih kelak dalam memperjuangkan perekonomian umat, karena menurut saya berjualan menu penganankecil(takjil) bisa dilanjutakan kelak bisnis kecil-kecilan yang lain diluar bulan ramadhan ini bagus bila dilanjutkan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun