Halo sobat Kompasiana, tahukah kalian jika pasang surut air laut itu dapat dianalisis dan diukur? Ternyata di era modern ini teknologi berkembang sangat pesat. Saat ini terdapat beberapa alat canggih yang bisa menganalisis unsur-unsur alam di bumi yang kita cintai ini. Nah sebelum masuk kepada pembahasan, kita harus tahu dulu beberapa hal yang akan dibahas lebih lanjut dalam artikel ini.
Pasang surut merupakan hal yang umum terjadi di Indonesia karena sejatinya Indonesia adalah negara kepulauan. Indonesia adalah salah satu negara maritim yang wilayah lautnya mencapai 70% dari luas total wilayah Indonesia atau seluas 5,8 juta km2, serta memiliki garis pantai sepanjang 18.000 km. Sangat luas bukan? Hal ini membuat wilayah Indonesia memiliki risiko yang cukup tinggi dalam terpapar banjir pasang, terutama di daerah pesisir.Â
Kemudian apa yang dimaksud dengan pasang surut? Pasang surut adalah naik turunnya permukaan laut secara berkala. Ini terjadi karena adanya gaya gravitasi yang diberikan oleh bulan dan matahari terhadap Bumi. Bulan memiliki pengaruh yang lebih besar karena jaraknya yang lebih dekat dengan Bumi. Gaya gravitasi bulan menarik air menuju arahnya, menciptakan apa yang kita sebut sebagai air pasang. Di sisi lain, ada juga air di sisi yang berlawanan, yang disebut sebagai air surut. Siklus ini menghasilkan perubahan secara berkala antara pasang dan surut.
Lalu alat apa yang dapat menganalisis pasang surut air tersebut? Alat tersebut bernama Maritime Automatic Weather System (MAWS). Maritime Automatic Weather System (MAWS) adalah sistem otomatis yang digunakan dalam industri maritim untuk memantau kondisi cuaca di perairan laut. MAWS menggabungkan teknologi sensorik dan komputasi untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyampaikan informasi cuaca secara real time kepada kapal-kapal dan stasiun pemantau maritim lainnya.Â
Fungsi utama MAWS adalah untuk memberikan informasi cuaca yang akurat dan terkini kepada kapal-kapal di laut agar dapat mengambil keputusan yang tepat dan mengoptimalkan operasi mereka. Hal ini sangatlah penting sobat mengingat Indonesia memiliki 70% total luas wilayah perairannya sehingga banyak loh masyarakat Indonesia yang bermata pencaharian di sekitar pantai dan laut.
Sangat banyak dampak yang dapat ditimbulkan dari peristiwa pasang surut ini. Salah satunya ialah pasang surut dapat mempengaruhi kondisi lingkungan di perairan pantai yang menjadi habitat bagi organisme hidup. Material yang terbawa oleh laut ke pantai atau yang lebih lanjut disebut dengan Material Padatan Tersuspensi (MPT) yang terbawa oleh arus air dapat mempengaruhi kejernihan air dan kualitas ait di dasar perairan. Jika terlalu banyak material padatan tersuspensi, cahaya matahari dapat terhalang dan mengurangi produktivitas alga dan fitoplankton yang menjadi dasar rantai makanan di ekosistem laut. Dari seluruh kondisi pasang dan surut diketahui bahwa konsentrasi MPT tinggi berada pada kondisi pasang. Dalam hal ini jika angin bertiup di atas permukaan suatu perairan, maka partikel-partikel di bawah akan ikut terbawa. Selain itu, arus juga menyebabkan pengadukan sedimen di perairan sehingga sedimen tersebut larut di dalam air.
Pasang surut ini sangat menarik dan kompleks, yang terjadi di sepanjang pantai di seluruh dunia. Dengan pengaruh gravitasi bulan dan matahari, air laut naik dan turun secara teratur, menciptakan siklus pasang surut. Fenomena ini memiliki pengaruh yang signifikan pada kehidupan di sekitar perairan pantai, termasuk ekosistem, navigasi, energi terbarukan, dan banyak lagi. Dalam era transformasi digital ini, teknologi seperti AWS Maritim atau MAWS, dan sistem pemantauan lainnya memainkan peran penting dalam memahami dan memanfaatkan pasang surut secara efisien. Namun, kunci utamanya adalah menjaga keseimbangan antara manfaat yang kita peroleh dari pasang surut dengan tanggung jawab kita terhadap lingkungan laut yang berharga. Â Jadi sobat, tetap jaga kelestarian lingkungan ini yang berharga untuk kehidupan kita kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Pangerti, I.P., Azani, A.A., Kusumawardani,N. (2021). Verifikasi Data Pengamatan Alat Pasang Surut Portable Dengan Sensor Water Level Automatic Weather Station (AWS) Maritim Di Perairan Bitung, Sulawesi Utara.
Handoyo, G., Subardjo, P., Kusumadewi, P., Rocchadi, B., Widada, S. (2020). Pengaruh Pasang Surut Terhadap Sebaran Material Padatan Tersuspensi di Pantai Dasun Kabupaten Rembang. S Indonesian Journal of Oceanography [February][2020] Vol 02 No: 01 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H