Seperti biasanya tulisan absurd ini selalu dijadikan story wa, padahal kontak penulis kebanyakan sudah menjadi mahasiswa dan bagi kawan-kawan penulis yang setia membaca artikel penulis walaupun isinya absurd penulis ucapkan terimakasih :)
Penulis membuat artikel ini selain alasannya gabut adalah untuk memberikan ilmu-ilmu yang berguna bagi anak-anak smantri nantinya, sesuai kata John F. Kennedy "Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang bisa engkau berikan kepada negaramu". Dan artikel ini suatu bentuk aksi nyata penulis :)
Isi artikel ini penulis akui bukan 100% pengalaman penulis, kebanyakan isinya bersumber dari ucapan dan tindakan kawan-kawan penulis yang merasa salah jurusan dan akhirnya cabut jadi jalan pilihan, penulis menekankan pada kawan-kawan yang baru masuk SMA bahwa IPA dan IPS itu sama, tidak ada lagi kasta antara mereka berdua. Kita hidup di tahun 2020-an bukan 1980-an, jadi jangan gengsi kalau masuk ips dan juga jangan sombong kalau masuk ipa.
Setiap SMA di mana saja berada baik SMA pinggiran ataupun sekolah unggulan pasti mengandung didalamnya siswa yang rajin, siswa yang biasa, dan siswa yang biasa di luar, tapi walaupun ada penggolongan ini tetap saja semua siswa pernah cabut, ada yang cabut solo bahkan ada juga yang cabut berkelompok, ada yang cabutnya karna udah terjalin hablum minna satpam, ada juga yang cabutnya pakai aksi ninja warrior, ada yang cabutnya karena gabut dikelas, ada juga yang cabut demi dbl.
Dalam dunia percabutan di smantri dibimbing oleh eskul yang bernama Sispaga (Siswa Panjat Pagar), eskul ini berdiri sendirinya tanpa adanya guru pembimbing dan tanpa ada dana bantuan, dana operasional eskul ini biasanya berasal dari anggotanya contoh: Lai ado tuh kawan sambil mengarahkan 2 jari kemulutnya (iykwim) dan eskul ini tidak pernah diliput oleh Padang TV saat adanya parade eskul, padahal eskul ini sangat besar jasanya bagi anak smantri terkhusus siswa baru.
Sebelumnya penulis sekedar memberitahukan bahwasanya orang yang sukses akademik belum tentu sukses dalam kehidupan, begitu juga orang yang gagal dalam akademik belum tentu juga gagal dalam kehidupan, dunia kita tidak sehitam putih itu, tapi penulis masih meyakini dengan pendidikan bisa merubah hidup seseorang.
Manusia itu ibarat filosofi ikan hiu dan ikan salmon (gugel sendiri artinya), penulis berpesan untuk melakukan cabut ingat tulisan dipunggung John wick "Fortis Fortuna adiuvat" artinya "nasib baik berpihak kepada yang berani." Jadi hilangkan keraguan dalam dirimu sebelum melakukan cabut kalau enggak ya presentase kecyduk malah lebih besar.
Berikut ini beberapa tempat dan cara yang dilakukan penulis dan kawan penulis dalam dunia percabutan.
1. Dinding belakang di parkiran belakang
Dinding belakang parkiran ini tingginya kira-kira 2,5 meter dari arah dalam dan 3 meter dari arah luar, dulu diatasnya gak dikasih kawat atau pecahan kaca, sekarang gak tau di atasnya masih kosong atau udah dikasih pecahan kaca.