Apa kalian tahu Restless Leg Syndrome? Mungkin jawabannya tidak. Tetapi, kalau ditanya, apa kalian pernah melihat orang yang kakinya tak bisa diam? Litterally tak bisa diam, yang ketika duduk, orang itu terus menggoyang-goyang kakinya? Pasti jawabannya pernah. Mungkin kalian juga sering melakukannya secara sadar ataupun tak sadar. Jadi, ya, kaki yang bergoyang-goyang naik-turun dengan cepat seperti jarum mesin jahit itu adalah salah satu bentuk dari Restless Leg Syndrome. Artinya, goyangan kaki semacam itu adalah bentuk kegelisahan seseorang.
Kebanyakan orang tentu pernah melakukan goyangan kaki seperti jarum mesin jahit ini. Terutama saat duduk menunggu di sebuah ruangan yang membuat tertekan. Apalagi saat terpaksa duduk di ruang tamu bersama Bapak si pacar yang gak ramah-ramah amat sewaktu ingin menjemput pacar untuk pergi malam mingguan. Goyangan kaki yang seperti mesin jahit itu, kemungkinan besar, bakal terjadi dengan sendirinya karena kita merasakan gelisah atau merasa tidak nyaman.
Namun, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai RLS ini, supaya mengerti juga tentang wujud lainnya selain kaki yang naik-turun dengan cepat tadi, mari baca informasi dari mayoclinic.org berikut.
Restless Legs Syndrome (RLS) adalah suatu kondisi yang menyebabkan dorongan yang tidak terkendali untuk menggerakkan kaki, biasanya karena sensasi yang tidak nyaman. Jadi, benarlah bahwa menggoyangkan kaki seperti jarum mesin jahit tadi adalah sebuah ekpresi atau sebuah akibat karena merasa gelisah atau tidak nyaman.
Kemudian, gerakan tubuh lain yang menandakan RLS ini dijelaskan pada kalimat berikut. Ini biasanya terjadi di malam hari atau malam hari ketika Anda sedang duduk atau berbaring. Nah, ternyata, pada kondisi RLS yang lebih serius, dorongan yang tak terkendali untuk menggerakkan kaki tadi terjadi pada malam hari. Bahkan, seperti yang ditulis di atas, terjadi saat si pengidap RLS itu berbaring. Bayangkan betapa mengganggunya RLS ini.
Setelah mencari tahu lewat media sosial, saya kemudian dapat melihat langsung bagaimana dorongan yang tidak terkendali itu terjadi. Pada banyak unggahan, sejumlah penderita RLS ini memutuskan untuk begadang saja daripada tidur karena RLS-nya sedang kumat. Dari video-video lain pula saya menyaksikan, kaki si penderita RLS itu begerak-gerak sendiri. Seperti kaki yang mengalami kedutan, tetapi lebih besar. Seperti kakinya tiba-tiba bergerak sendiri ke sembarang arah. Seperti kakinya ditarik oleh sesuatu yang tak tampak. Parahnya, kedutan atau bergerak sendiri atau ditarik sesuatu yang tak tampak itu berlangsung hanya dalam sekedipan mata namun bisa terjadi berulang-ulang selama berjam-jam.
Yang lebih menyebalkan lagi, kaki yang bergerak sendiri itu terjadi pada saat si penderita baru saja masuk ke alam tidurnya. Artinya, setiap kali si penderita RLS itu mulai lelap, di situlah RLS bekerja. Saya tak bisa menjelaskannya, tetapi bayangkan saja setiap kali kalian mulai lelap, ada orang yang mengganggu kaki kalian sampai kalian kembali terjaga. Bayangkan lagi seperti ini, kalau kalian sudah mengantuk dan sudah bersiap untuk tidur sejak jam sepuluh malam, kalian akan berulang-ulang batal tidur karena kaki kalian disenggol-senggol setiap kali kalian nyaris tertidur sampai jam tiga subuh karena dalam kasus saya, RLS mulai berhenti bekerja saat jam setengah tiga. Demikianlah yang terjadi.
Hallosehat.com menjelaskan lagi bahwa tanda dan gejala utama dari RLS adalah keinginan untuk menggerak-gerakkan kaki. Namun, ada gejala lain yang biasanya menyertai kondisi tersebut. Gejala tersebut adalah sensasi tak nyaman yang muncul pada kaki bagian bawah. Gejala penyerta dari sindrom ini susah dijelaskan, tetapi rasanya seperti sakit berdenyut-denyut, seperti sedang ditarik, gatal, dan seperti ada sesuatu yang merayap pada kaki Anda. Sensasi tersebut juga bisa terasa pada area tangan, dada, atau kepala. Tentu saja saya juga merasakannya. Dimulai dari rasa enak saat menggesek-gesekkan kaki di atas sprei pada tahun-tahun sebelumnya, lalu menjadi rasa aneh di sekitar betis (seperti ditarik pelan-pelan sekali dan seperti ada yang merayap di bawah kulit) kira-kira enam bulan kemudian, lalu terjadilah kaki yang tiba-tiba menghentak seperti refleks mengusir nyamuk atau kecoa.
Setelah sekitar seminggu mengalami kaki yang tiba-tiba menghentak seperti refleks mengusir nyamuk atau kecoa itu, saya akhirnya memulai kebiasaan baru menjelang tidur yaitu mendengarkan musik tertentu yang membantu merelaksasi pikiran karena saya berpendapat bahwa RLS adalah salah satu dampak stres atau terlalu banyak beban pikiran. Saya mendengarkan musik (lebih tepatnya bunyi-bunyian) yang memiliki frekuensi tertentu, yang bermanfaat untuk istirahat otak. Hasilnya, selama tiga hari pertama, saya bisa tidur lebih cepat dan RLS berkurang drastis.
Pada hari ke empat, saya mencoba untuk mandi malam. Jadi, waktu saya mandi sore adalah pada saat dua jam sebelum tidur malam dan cara itu juga berhasil. Bahkan, cara mandi malam itu membuat saya tidur cepat tanpa perlu mendengarkan bunyi-bunyian tertentu tadi. Alhasil, saat saya tahu bahwa saya sedang banyak pikiran dan saya menduga bahwa malam itu RLS akan datang, saya sudah punya dua cara yang ampuh untuk melewatinya selain dengan tidak mengopi atau merokok lagi sekitar dua jam sebelum tidur. Paling tidak, hanya begitulah cara yang tersedia untuk sementara ini, yang mesti ditemukan oleh si penderitanya sendiri untuk meredam Restless Leg Syndrome itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H