Mohon tunggu...
Alpina Dwiyanti
Alpina Dwiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 1 - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selamat Datang!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Asuh Orangtua dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak

10 Desember 2023   19:16 Diperbarui: 10 Desember 2023   19:47 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://rsudmangusada.badungkab.go.id/uploads/promosi/promosi_192412101216_LangkahMudahMenjagaKesehatanMental.jpg

    

     Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga kesehatan mental seorang anak. Karena anak pertama kali tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga. Setiap anak perlu bimbingan dari orang dewasa di sekitarnya, yang utama ialah orang tuanya. Oleh karena itu orang tua harus mengenal bagaimana sifat anaknya dan bagaimana kepribadiannya. Karakter, fisik, dan mental yang sehat perlu dibentuk oleh orang tua dan lingkungan yang mendukung (baik). Orang tua yang baik dan peduli dengan kesehatan mental seorang anak, akan melahirkan generasi yang sehat. Orang tua perlu membimbing dan memperhatikan setiap perubahan sikap yang terjadi pada anaknya.

     Namun, saat ini kasus gangguan kesehatan mental masih saja merebak. Berdasarkan data WHO tahun 2021, 10-20 persen anak dan remaja di seluruh dunia mengalami masalah kesehatan mental. Sebanyak 50 persen di antaranya mengalaminya sejak usia 14 tahun dan 75 persen mengalaminya di usia pertengahan 20 tahunan.

     Hal ini tentu sangat disayangkan, sebenarnya banyak faktor yang memicu terjadinya gangguan kesehatan mental pada anak. Satu dari berbagai faktor tersebut adalah pola asuh orang tua. Masih banyak orang tua yang belum memahami bagaimana pola asuh yang benar demi menjaga kesehatan mental seorang anak. Setiap orang tua memiliki cara yang berbeda-beda dalam mendidik anak, ada orang tua yang mendidik dengan penuh kelembutan dan ada juga dengan ketegasan. Setiap orang tua pasti ingin anaknya berhasil dan sukses dimasa depan.

     Keinginan atau ambisi orang tua yang tinggi jika terlalu berlebihan akan membuat anak tertekan. Dengan berbagai tuntutan kesempurnaan yang harus dilakukan. Seorang anak yang selalu dituntut sempurna oleh orang tuanya cenderung akan memiliki perasaan cemas jika ia melakukan kesalahan. Dan pada akhirnya ia ketakutan mengatakan hal yang sebenarnya. Dan berdampak pada renggangnya komunikasi yang mengakibatkan orang tua tidak tahu apa yang dialami oleh anaknya.

Lalu bagaimana pola asuh orang tua yang baik?

Ada 3 jenis pola asuh yang dinilai mampu untuk menjaga kesehatan mental anak, yaitu:

  • Pola Asuh Otoritatif. Orang tua harus memberikan aturan khusus dan anak wajib mematuhinya. Orang tua juga harus memberikan alasan yang jelas dan masuk akal. Bila anak ada masukan, bisa dipertimbangkan Bersama. Dengan demikian, anak akan belajar untuk disiplin, kompromi, dan komunikasi. Melansir dari Verywell Family, para peneliti mengemukakan bahwa anak-anak yang memiliki orang tua dengan pola asuh otoritatif kemungkinan besar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab yang merasa nyaman untuk mengungkapjan pendapat mereka. Anak juga cenderung bahagia, sukses, pandai membuat keputusan dan bisa mengevaluasi resiko-resiko yang ia hadapi.
  • Pola Asuh Kasih Sayang. Menciptakan lingkungan hangat yang melibatkan kontak fisik secara proporsional. Dari menggendong, mengelus kepala, pelukan, dan lain sebagainya untuk menunjukkan rasa sayang dan perhatian pada anak dan remaja. Rutinitas ini dapat mengembangkan kualitas emosional dan empati anak. Teknik ini juga perlu diimbangi dengan disiplin yang tegas sehingga anak dan remaja dapat membangun pendirian mereka sendiri dengan standar yang sehat dan berkualitas. Melansir dari Heathline, anak yang diasuh dengan cara seperti ini umumnya lebih mandiri, fleksibel, tidak mudah stress, punya empati, dan mampu mengendalikan emosi mereka.
  • Pola Asuh Pendampingan. Pola pengasuhan ini dilakukan dengan membebaskan dan memberi anak tanggung jawab, tetapi tetap didampingi oleh orang tua. Memberi anak kendali dan tanggung jawab membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang tidak mudah cemas dan tertekan, mampu mengambil keputusan dan mandiri.

Berikut cara menjaga kesehatan mental anak:

  • Memperhatikan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.
  • Memanfaatkan masa golden age pada anak untuk membentuk karakter.
  • Jalin komunikasi yang baik.
  • Berlibur saat weekend, bermain dan berkumpul bersama keluarga.
  • Membiasakan anak untuk bercerita, menceritakan apa saja yang telah ia alami, baik senang ataupun sedih. Kemudian berikan tanggapan yang sesuai.
  • Mendukung dan mengarahkan (baik dan buruknya) apa yang menjadi minat dan bakatnya.
  • Lihat setiap proses anak dan apresiasi apapun yang dihasilkan.
  • Jangan menuntut untuk jadi yang terbaik, tetapi perhatikan setiap proses dan usahanya.
  • Beri ketegasan secara jelas dan alasan yang logis apabila ingin melarang anak melakukan sesuatu tertentu agar anak paham.
  • Beri kesempatan kepada anak untuk berargumen dan buka ruang diskusi.

     Menjadi orang tua memang tidak mudah, perlu pembekalan ilmu dalam mendidik seorang anak. Karena generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter akan lahir dari tiap orang tua yang siap dan berilmu. Oleh karena itu, persiapkan diri kita dan perbanyaklah belajar agar dapat melahirkan generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter.

Penulis:

  • Tatu Ambarwati
  • Alpina Dwiyanti
  • Ita Nurhalimah

Dosen Pengampu:

Ibu Rahmawati, S.Psi., M.A

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun