Mohon tunggu...
Fika Afriyani
Fika Afriyani Mohon Tunggu... Freelancer - Asisten Peneliti

Ruang latihan menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pendidikan Konservasi Tiga Ekosistem

12 Oktober 2015   00:54 Diperbarui: 12 Oktober 2015   01:15 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan pendidikan konservasi ekosistem pesisir untuk remaja kembali dilakukan oleh Pusat Studi Kelautan FMIPA UI. Kali ini peserta adalah siswa-siswi SMP dan MTS dari Pulau Harapan dan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Kegiatan yang terdiri dari pengenalan ekosistem Mangrove atau bakau, pengamatan ekosistem lamun dengan metode Seagrass Watch, serta monitoring kondisi terumbu karang dengan metode Coral Watch.

Kegiatan ini merupakan kegiatan dari Hibah Peningkatan Kapasitas Pusat Riset Fakultas, Direktorat Riset dan Pengembangan Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI) 2015. Para peserta di masing-masing pulau dibagi menjadi dua kelompok, yaitu peserta yang dilatih oleh mentor (merupakan mahasiswa FMIPA UI) dan peserta yang nantinya akan ditransfer ilmu konservasi dari peserta yang mengikuti pelatihan.

Ketiga ekosistem adalah bagian terpenting dari pesisir laut. Kondisi ketiganya harus stabil dan saling mendukung. Salah satu fungsi dari ketiga ekosistem tersebut yang berkesinambungan adalah kemampuan mereka dalam menahan ombak dan gelombang yang keuat ke arah daratan. Oleh sebab itu, ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang yang sehat mampu melindungi daratan dari tanda-tanda tsunami.

Dalam pelaksanaan, metode konservasi yang diajarkan sangat sederhana, namun sesuai dengan prosedur penelitian. Data pengamatan lamun yang diperoleh akan diupload dalam situs resmi www.seagrasswatch.org dan data kondisi terumbu di masukan dalam situs www.coralwatch.org sebagai upaya monitoring yang berkelanjutan sehingga dapat dimanfaatkan oleh para pelaku bidang konservasi laut.

Khusus ekosistem mangrove hanya diberikan informasi serta identifikasi jenis-jenis mangrove yang ada di Pulau Harapan dan Pulau Tidung. Kegiatan ini meliputi perihal pendidikan konservasi serta perihal riset, sebab data-data yang diperoleh adalah data kuantitaif atau kualitatif juga dapat digunakan oleh para stakeholder di bidang kelautan.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun