Adapun beberapa penyebab rendahnya minat baca siswa disekolah saat masa pandemic oleh karena itu melalui Merdeka Belajar dapat menormalkan minat belajar siswa maka penulis wajib menjelaskan sebagai berikut.
1. Kebiasaan membaca belum ditanamkan sejak dini. Role model yang biasa berlaku di tingkat keluarga adalah orang tua dan anak-anak biasanya akan mengikuti kebiasaan dari orang tuanya tersebut, sehingga, demi menyelesaikan penyebab yang pertama ini, orang tua seharusnya mengajarkan kebiasaan membaca pada anak, dengan demikian, anak tidak akan lagi memasukkan kata membaca sebagai hobi mereka dan anak juga tidak akan menganggap sepele pentingnya membaca.
2. Kualitas sarana pendidikan yang masih minim dan akses ke fasilitas pendidikan juga belum merata, fakta yang Nampak sekrang ini bahwa ada banyak anak yang terpaksa putus sekolah, sarana pendidikan yang bahkan tidak mampu mendukung kegiatan belajar dan mengajar seta panjangnya rantai birokrasi di dalam dunia pendidikan di Indonesia, secara tidak langsung hal tersebut jua bisa menghambat kualitas literasi di Indonesia untuk berkembang.
3. Produksi buku di Indonesia masih dianggap kurang, hal ini terjadi karena penerbt di daerah belum bekermbang, adanya wajib pajak bagi penulis yang bahkan royaltinya saja sudah rendah sehingga motivasi mereka untuk menghasilkan karya yang berkualitas menjadi surut dan insentif bagi para produsen buku yang dinilai masih belum adil.
C. Program Penerapan Merdeka Belajar melalui GLS di SMA Negeri 3 Merauke
1. Mengajar dengan GLS (Gerakan Literasi sekolah)
GLS (Gerakan Literasi sekolah) diisi dengan muatan-muatan positif akan memancarkan energi positif bagi peserta didik dan lingkungan sekitar, dengan demikian orang lain juga akan berfikiran yang positif terhadap kegiatan yang kita lakukan. Mengajar dengan baik akan muncul interaksi dan komunikasi yang positif antara guru, peserta didik dan lingkungannya, melalui GLS (Gerakan Literasi sekolah) dan keterlibatan yang utuh, sudah pasti akan membuat semua kapasitas kecerdasan yang kita miliki akan bekerja, sehingga membuat kita menjadi orang yang lebih menguasai kompetensi dan lingkungan. Peranan seorang guru sangat besar dalam mencerdaskan anak didiknya. Hal ini sebagaimana pesan Zawawi Imron (Faturrahman, 2007) bahwa guru yang baik ialah yang memberikan masa depan cemerlang dengan membekali anak didiknya dengan visi yang tajam dan ilmu yang menjanjikan.
2. Mendorong motivasi spiritual Peserta didik melalui GLS (Gerakan Literasi sekolah)
Guru yang baik ialah yang menganggap semua peserta didiknya sebagai anak-anaknya sendiri, yang setiap hari akan mendapat curahan kasih sayangnya (Zawawi Imron dalam Faturrahman, 2017).
Visi Merdeka Belajar terdorong oleh kekuatan untuk menggali berbagai potensi yang dimiliki melalui proses perjuangan, ketika perjuangan terjadi itulah orang akan berusaha mengakses berbagai potensi internalnya, salah satu nya adalah kekuatan spiritual. Selain mendorong seseorang mengakses berbagai potensinya, visi juga mendorong orang untuk memanggil kekuatan di luar dirinya, baik ke orang lain atau ke Tuhan, misalnya melalui doa dan berbagai mekanisme pendekatan lainnya.
Pentingnya Merdeka Belajar melalui GLS (Gerakan Literasi sekolah) bagi peserta didik dalam mencapai visi, perlu didorong penguatan pengetahuan dan pelaksanaan nilai-nilai agama dan adat yang berlaku di masyarakat Kabupaten Merauke. Selain itu juga, saya selalu memberikan motivasi dan petuah-petuah yang dapat mengakses potensi yang dimiliknya, baik pada saat belajar mengajar, diselipkan pada isi dan sampul modul yang saya berikan maupun melalui “lomba” membuat kalimat-kalimat bijak.