Informasi dalam kehidupan manusia zaman sekarang
Informasi memiliki tempat yang amat penting dalam kehidupan manusia zaman ini. Informasi sudah menjadi kebutuhan seseorang untuk eksis-mengembangkan diri dalam segala dimensinya (sosial, intelektual, fisik-biologis, rohani-spiritual, psikologis-kepribadian dan afeksi) dan menjamin keberlangsungan hidup komunitas, kalau bisa memiliki pengaruh yang kuat terhadap yang lain. Informasi  yang paling sederhana sampai yang sangat rumit, baik yang diterima secara lisan maupun tertulis dapat dengan mudah kita peroleh setiap saat melalui berbagai macam sarana komunikasi media massa modern.Â
Informasi semakin mudah diakses dengan pesatnya perkembangan kecanggihan teknologi komunikasi-informatika. Hanya dengan menggerakkan jari ke layar telepon genggam, keyboard komputer, remoteTV maka puluhan bahkan ratusan  informasi yang kita butuhkan sudah terpampang dalam hitungan detik. Kita tinggak klik mana yang dibutuhkan, bentuk tertulis,  suara atau dalam bentuk video. Mudah bukan?
Kebutuhan orang akan informasi ini sungguh disadari dan ditangkap oleh "produsen" informasi. Para produsen informasi berlomba--lomba menciptakan dan membagikan informasi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka. Ada  produsen informasi yang membuat dan menyebarkan sesuai dengan kebutuhan pemesan.Â
Ada produsen informasi bidang ekonomi dengan gagah mengklaim produknya selalu nomor satu, sementara produsen informasi bidang politik  akan mengunggah berita positif dari jagoan partainya dan menuliskan hal negatif dari lawan politiknya. Demikian pula bidang--bidang yang lain akan memproduksi informasi sesuai kepentingan masing--masing.
Informasi pada saat ini semakin mudah didapat dan semakin mudah disebar dengan dukungan piranti canggih dengan banyak aplikasi media sosial di dalamnya. Namun kemudahan mengakses informasi ini sering kali tidak diimbangi dengan penelaahan kebenaran berita di dalamnya. Tidak semua informasi yang ada bisa dipertanggungjawabkan isi kebenarannya.Â
Hal ini bisa terjadi mengingat latar belakang kepentingan pembuatnya. Tidak mustahil akan sering muncul kebohongan-kebohongan dalam liputan berita mereka. Berita tidak benar atau berita bohong ini dalam kamus Besar Bahasa Indonesia disebut hoaks, sedangkan dalam Oxford English Dictionary disebut sebagai hoaxyang didefinisikan sebagai kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat.
Munculnya Berita bohong dan mentalitas berpikir "dangkal"
Mengapa akhir-akhir ini berita bohong kerap muncul dan meresahkan bahkan secara nyata membawa dampak sangat negatif bagi hidup manusia : perpecahan, kebencian, pembakuan kebenaran, dan lain sebagainya. Pada satu sisi pengaruh kesadaran akan keyakinan bahwa siapa yang dapat "menguasai" dunia adalah mereka yang menguasai informasi. Kesadaran ini dimanfaatkan betul oleh mereka yang memiliki kepentingan politis-ekonomis sampai dengan kelompok-kelompok radikal-fundamentalis dengan menghalalkan segala cara merekayasa pembuatan dan penyebara informasi sedemikian rupa sehingga cita-cita mereka terwujud.Â
Dari sanalah sumber munculnya berita bohong atau hoax. Pembuatan informasi dan penyebarannya sangat kental dengan tujuan-tujuan yang bertentangan dengan kebenaran obyektif, apalagi didukung dengan perkembangan kecanggihan sarana teknologi komunikasi, meskipun ada juga yang membuat berita bohong hanya karena demi kesenangan belaka atau iseng (persentasenya sangat kecil). Sarana teknologi komunikasi informatika ini membuat penyajian informasi bagaikan arus yang mengalir cepat dalam hitungan detik. Akibatnya kita tidak memiliki waktu jeda yang cukup untuk mencerna, Â dengan mudah informasi kita telan mentah-mentah termasuk juga berita bohong di dalamnya.
Di sisi lain, gaya hidup manusia saat ini dipengaruhi oleh kehausan informasi. Indikasinya adalah perasaan tidak update, tidak eksis manakala kita ketinggalan informasi tentang dunia yang berlari kencang ini. Lihatlah bagaimana profil picture atau status seseorang di media sosial bergonta-ganti dengan cepat. Orang ingin banyak-banyak dan cepat-cepat mereguk informasi dan membagikan kepada yang lain supaya terpuaskan dahaga mereka akan kesan dan penilaian yang lain tentang dirinya yang up to date. Maka tidak heran dalam proses mencari, menerima dan membagikan informasi itu unsur menganalisa kebenaran menjadi  terabaikan.