Mohon tunggu...
Muhammad Alparezi
Muhammad Alparezi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mulawarman

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Gen Z terhadap Politik Uang dalam Kontestasi Pemilu 2024

27 November 2023   15:12 Diperbarui: 27 November 2023   15:23 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Money politic atau politik uang sudah menjadi senjata ampuh terutama saat terjadi kontestasi besar menjelang pemilu yang tujuannya adalah untuk menarik banyak simpatisan  agar mereka mau memberikaan suaranya. Namun apakah strategi tersebut masih ampuh dalam kontestasi pemilu ditahun 2024 mendatang ?

Menurut data yang disampaikan Komisi Pemilihan Umum (KPU), daftar pemilih tetap pada pemilu 2024 sebanyak lebih dari 204 juta pemilih. Dan lebih dari 50% dari keseluruhan daftar pemilih tetap tersebut di dominasi para generasi yang lahir mulai 1995-2010 yang disebut dengan generasi z (Gen Z).

Dari data KPU tersebut, maka para calon legislatif berlomba-lomba untuk bisa menarik hati para gen z, dengan berbagai macam cara, dengan menyesuaikan kebiasan dan hobi para generasi Z, lantas apakah uang bisa menjadi strategi yang ampuh dalam menarik hati para generasi Z.

Tidak dapat dipungkiri lagi pada kenyataanya politik uang telah menjadi rahasia umum yang telah terjadi dan menjadi strategi turun temurun. Namun karena lemahnya sistem hukum di negara ini, menjadikan politik uang sebagai kebiasaan yang dianggap bukan merupakan tindak pidana serius.

Dapat dilihat dari kenyataannya bahwa karakteristik gen z jaman sekarang sudah berbeda dengan generasi sebelumnya seperti generasi boomers, generasi x, dan generasi-generasi sebelumnya. Dapat dilihat dari data BAWASLU yang disampaikan oleh Ratna Dewi Pettalolo pada tahun 2020 tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaporan politik uang dalam Pilkada serentak 2020 tergolong tinggi. Terdapat 262 kasus temuan dugaan pelanggaran politik uang. Temuan ini meningkat disbanding 2 tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 kasus serupa hanya ditemukan 35 kasus dugaan pelanggaran politik uang, data diambil dari BAWASLU.

Tiap tahun pelaporan kasus dugaan politik uang terus bertambah, hal ini memperkuat stigma bahwa politik uang tidak berpengaruh terhadap generasi Z. Lantas bagaimana pandangan Gen Z terhadap konstetasi pemilu mendatang yang akan diadakan 2024, Berikut merupakan ciri ciri Gen Z dalam partisipasi politik :

  • Sikap skeptis terhadap praktik politik tradisional

Generasi Z biasanya tidak percaya pada institusi politik konvensional. Mereka mencari transparansi, akuntabilitas, dan pemimpin yang dapat dihubungi secara langsung melalui media sosial. Pemimpin politik diharuskan berpikir lebih serta mencari cara yang efektif dalam menanggapi kebutuhan dan kekhawatiran mereka.

  • Diversitas dan Inklusivitas

Generasi Z sangat menghargai keberagaman dan inklusi. Representasi yang lebih baik dipromosikan oleh pemilih generasi ini, yang juga mendukung kandidat dari berbagai identitas dan latar belakang.

  • Mengedepankan Kebijakan dan Isu

Generasi Z lebih mungkin memprioritaskan masalah dan kebijakan daripada identitas partai atau kandidat. Jika kandidat yang terlibat dalam politik uang bertentangan dengan prinsip dan kebijakan mereka, mereka dapat menolak mendukung mereka. Maka dalah konteks hal ini politik uang bukan lagi menjadi senjata ampuh dalam kontestasi pemilu 2024

Generasi Z memiliki pengaruh yang kuat ini untuk membentuk dinamika politik dan mempercepat perubahan dalam cara politik dijalankan, menuju proses yang lebih inklusif, transparan, dan berfokus pada pemecahan masalah yang sebenarnya. Penting untuk diingat bahwa Generasi Z tidak homogen seperti generasi lain, dan mereka memiliki banyak pandangan, nilai, dan preferensi yang berbeda, yang mencerminkan beberapa tren dan pemahaman umum. Namun, perspektif Generasi Z dapat sangat berbeda tergantung pada banyak faktor, seperti latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun