Aku enggan menulis-Mu, Tuhan
hanya sekedar berpuisi
dengan seutuh rahsa manusia
Â
bertatap-pun, tidak
bahkan tatkala napas ke-senja-an alam berteriak
pandangan ruh-ku menemu nihil pekat ber-arak.
Â
Aku enggan menerjemah-Mu, Tuhan
hanya menyimak sabda-sabda kebenaran
tentang ke-akbaran sempurna-Mu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!