Perlahan, udara membawa jejak-jejakku
melebur ke dalam tanah berembun
dari sebuah prahara asmara
yang kuseduh hangat
pada secangkir sajak pagi
Â
Dalam deru napas nan keruh
ku-ayun wajah ke timur langit
menyesap aroma kemuning mentari
menutup mata
mengosongkan logika
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!