Wahai putra-putri jagad dewani
dengarlah bait-bait malam yang berpuisi
dengan mengingat aroma kesedihan ; melukis mimpi sebelum mati
dengan menyuara keheningan ; nihil sebagai isi
fakta dari segenggam imaji dalam diri
bagi siapapun ia yang menemu rahsa--
memiliki pandang mata langit--
menderma segala pujian duniawi yang sengit--
dan ia-lah sang pelantun ayat-ayat sastra dalam bisu menjerit
Sunyi
Sebanyak gelap mengingat warna tanpa rupa